Akan Merger Dengan BGR, Arya Sinulingga Bagikan Kiat untuk PPI
Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, beberkan strategi komunikasi dalam peningkatan kerja PT PPI guna menjadikan BUMN trading yang unggul.
IDXChannel – Menyambut merger PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) dan juga pembentukan holding pangan bersama RNI, Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, beberkan strategi komunikasi dalam peningkatan kerja PT PPI guna menjadikan BUMN trading yang unggul.
Arya mengungkapkan, PPI dapat mencontoh strategi yang sudah dijalankan oleh BUMN selama ini guna menciptakan citra positif, kepercayaan publik, dan kinerja positif. Di antaranya, melakukan rebranding Kementerian BUMN melalui aksi institusi strategis (merger, percepatan, kinerja holding, dan perampingan organisasi) dengan latar logo dan core values BUKN yang baru.
Kemudian, lanjutnya, penguatan aset komunikasi BUMN melalui strategi pertemuan dan pembahasan agenda komunikasi publik termasuk sosial media secara rutin serta pendampingan penilaian Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
“Yang terakhir adalah optimasi dan penguatan hubungan strategis Kementerian BUMN dengan pemerintah melalui program sosial kemasyarakatan yang pro-rakyat,” paparnya di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Dalam bincangnya, Arya mengatakan, dalam berkomunikasi dengan lawan bicara seperti klien, komunikator harus memiliki kemampuan untuk memahami sesuatu yang positif dalam diri dan perusahaanya. Sebab hal itu menjadi modal awal untuk dapat efektif berkomunikasi.
“Tapi bukan berarti kita menutupi kelemahan kita. Membangun diri sendiri adalah bentuk citra kita. Bukan pencitraan ya. Jadi kaya PPI yang mengetahui bagaimana kondisi perusahaannya. Itulah modal dasar dia ketika membangun komunikasi. Apa yang sedang dikerjakan oleh diri kita, itu juga komunikasi. Apa yang sedang atau yang akan dilakukan oleh perusahaan kita, itu juga modal untuk berkomunikasi,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan semua perusahaan harus dibiasakan untuk mengetahui produk perusahaan. Sehingga jika ada masalah dalam perusahaan di kalangan masyarakat, karyawan bisa menjadi jembatan untuk menjelaskan kepada masyarakat.
“Saya ambil contoh misalnya perusahaan bank. Yang tahu mengenai produk bank pasti karyawan salesnya. Karyawan lain tidak tahu karena tidak mau mencari tahu. Hal seperti ini contoh kekurangan yang ada pada perusahaan,” tegasnya.
Perlu diketahui, tidak lama lagi PPI akan melakukan merger dengan BGR. Dalam hal ini, Arya menerangkan PPI harus dapat menjelaskan propek ke depan untuk nantinya dikomunikasikan kepada PT. BGR.
“Seperti keunggulan-keunggulan yang dapat dipaparkan. Itu untuk jadi nilai jual,” tambahnya.
Selain itu, dalam acara yang sama, Arya juga mengapresiasi kepada PPI yang telah mendapatkan penghargaan membuka kanal. Hal ini dinilai bagus sebagai bentuk keterbukaan kepada publik.
“Kanal itu penting untuk wadah masyarakat menilai kinerja perusahaan. Perusahaan jangan malah takut atau bahkan menghindar dari komentar atau kritikan pedas masyarakat” tandasnya. (TYO)