ECONOMICS

Aktivitas Industri AS Melambat, Bikin Dolar Melemah dan Potensi The Fed Dovish

Maulina Ulfa - Riset 04/04/2023 13:23 WIB

PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat (AS) dilaporkan turun menjadi 46,3 pada Maret 2023.

Aktivitas Industri AS Melambat, Bikin Dolar Melemah dan Potensi The Fed Dovish. (Foto: Reuters)

IDXChannel - PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat (AS) dilaporkan turun menjadi 46,3 pada Maret 2023. Jika dibandingkan dengan Februari sebesar 47,7, angka terbaru menjadi yang terendah sejak Mei 2020.

Angka PMI Manufaktur teranyar tersebut juga di bawah konsensus pasar 47,5.

Ini menyiratkan bahwa kenaikan suku bunga dan meningkatnya ketakutan akan resesi mulai membebani bisnis.

Pembacaan data pada Selasa (4/4) menunjukkan kontraksi bulan kelima berturut-turut dalam aktivitas pabrik. Hal ini didorong karena perusahaan terus memperlambat produksi karena menyesuaikan permintaan yang juga lebih lambat.

Indeks pesanan baru tercatat melambat di angka 44,3 versus 47 di bulan sebelumnya. Sementara tenaga kerja juga melambat 46,9 dibandingkan bulan sebelumnya 49,1 dan simpanan pesanan atau backlogs of orders menyusut lebih cepat sebesar 43,9 versus 45,1 di bulan sebelumnya.

Produksi juga terpantau terus menurun dengan indeks 47,8. Di segmen persediaan bergerak ke wilayah kontraksi sebesar 47,5 versus 50,1, dan pengiriman pemasok adalah yang terendah sejak Maret 2009 mencapai 44,8.

Laporan indeks PMI manufaktur ISM Report on Business didasarkan pada data yang dikumpulkan dari aktivitas supply-demand nasional AS. Indikator yang diukur untuk aktivitas industri seperti Pesanan Baru, Penumpukan Pesanan, Pesanan Ekspor Baru, Impor, Produksi, Pengiriman Pemasok, Persediaan, Persediaan Pelanggan, Ketenagakerjaan dan Harga.

Pembacaan PMI di atas 50 poin menunjukkan bahwa ekonomi manufaktur umumnya berkembang, sementara di bawah 50 poin menunjukkan bahwa secara umum menurun.

Dolar Melemah, Futures Naik Tipis

Lemahnya pembacaan PMI manufaktur ISM AS ini menyebabkan indeks dolar sempat turun pada perdagangan Senin (3/4). Juga, imbal hasil obligasi Treasury note yang lebih rendah pada hari Senin melemahkan perbedaan suku bunga dolar.

Di sisi lain, saham berjangka AS melesat lebih tinggi di tengah pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi.

Pada Senin (3/4) waktu setempat, indeks futures (kontrak berjangka) S&P 500 naik 0,4% pada level tertinggi sejak pertengahan Februari, sementara indeks dolar turun 0,4% di 101.775.

Imbal hasil (yield) Treasury note tenor 2 tahun, sempat turun kembali di bawah 4%, sebelum memantul sedikit untuk diperdagangkan pada 4,03% turun 13 basis poin dari penutupan Jumat (31/3).

Menurut pengamat, ini karena pelaku pasar bertaruh bahwa perlambatan yang tersirat dalam angka ISM akan memaksa jeda awal siklus pengetatan kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Ketua ISM, Timothy Fiore mengatakan pabrik-pabrik menyesuaikan diri untuk paruh pertama 2023 yang lemah sebelum kemungkinan rebound di akhir tahun.

"Ada sentimen campuran tentang kembalinya pertumbuhan di awal babak kedua tahun ini,"kata Timothy dikutip Investing, Senin (3/4).

Salah satu perlambatan juga terjadi di sektor peralatan transportasi, termasuk pembuatan dan penjualan mobil yang lemah. Dari sektor permesinan juga menyoroti permintaan yang sangat lemah dari sektor otomotif.

Penurunan tersebut secara tidak langsung menguatkan langkah mengejutkan selama akhir pekan lalu oleh organisasi negara pengekspor minyak OPEC+ untuk memangkas produksi minyak. Langkah ini disebut sebagai tanggapan atas tanda-tanda melemahnya permintaan energi dari ekonomi maju.

OPEC mengatakan anggotanya akan memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari mulai Mei 2023 mendatang. (ADF)

SHARE