ECONOMICS

Aktivitas Pabrik China Melonjak ke Level Pra-Pandemi, Sinyal Bagus Ekonomi Dunia?

Maulina Ulfa - Riset 01/03/2023 15:27 WIB

Aktivitas bisnis China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Februari.

Aktivitas Pabrik China Melonjak ke Level Pra-Pandemi, Sinyal Bagus Ekonomi Dunia? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Aktivitas bisnis China tumbuh lebih dari yang diharapkan pada bulan Februari. Dilaporkan Biro Statistik Nasional China, Indeks Manajer Pembelian Manufaktur atau Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) naik menjadi 52,6.

Angka tersebut naik lebih tinggi dari ekspektasi 50,5 poin dan angka Januari sebesar 50,1. (Lihat grafik di bawah ini.)

Indeks ini naik melewati level pra-Covid-19 karena pemulihan ekonomi di negara tersebut didukung momentum setelah melonggarkan pembatasan sosial tahun ini.

PMI non-manufaktur China bernasib jauh lebih baik dengan naik ke level 56,3 pada Februari. Indeks ini juga di atas ekspektasi 55,0, dan jauh di atas pembacaan bulan sebelumnya sebesar 54,4.

Posisi Penting Ekonomi China

Aktivitas ekonomi China sangat penting bagi dunia karena pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu merupakan sumber penting permintaan global.

Penyeimbangan kembali ekonomi China akan menciptakan peluang baru bagi eksportir manufaktur, meskipun dapat mengurangi permintaan komoditas dalam jangka menengah.

China merupakan negara dengan pengaruh yang signifikan pada ekonomi berkembang lainnya melalui perdagangan, investasi, dan gagasan.

Pada 2020, China menyumbang USD23,01 triliun, atau 18,3%, dari USD125,65 triliun produk domestik bruto (PDB) dunia. Ini berarti bahwa setiap perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi seluruh dunia.

Pada tahun lalu, PDB China hanya mencapai 21,02 triliun yuan atau setara USD17,94 triliun pada 2022 dan di bawah target Biro Statistik Nasional sebesar 5,5%.

Pembacaan data pada Rabu, (1/3/2023) menunjukkan bahwa sektor manufaktur China yang dipandang sebagai penentu arah ekonomi, mampu meningkatkan produksi setelah mengalami kontraksi tajam hingga tahun 2022.

Data yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan kuatnya pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di negara ekonomi terbesar kedua di dunia, tersebut. Diketahui sebelumnya China sempat terpuruk setelah pemerintah memberlakukan kebijakan nol-Covid yang ketat sepanjang tahun lalu.

Kekuatan dalam aktivitas manufaktur dan non-manufaktur membuat PMI komposit China melonjak 56,4 pada Februari dan menjadi laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun.

Tetapi sektor tersebut masih harus mengatasi permintaan luar negeri yang melambat untuk barang-barang China, karena pertumbuhan ekonomi global juga mendingin.

Pemulihan ini diperkuat sebuah survei swasta yang dilakukan oleh Caixin Insight Group juga menunjukkan bahwa sektor manufaktur China telah bangkit pada Februari.

Indeks PMI Manufaktur Caixin menunjukkan performa 51,6 untuk bulan ini, dan lebih dari ekspektasi 50,2 serta di atas bulan Januari sebesar 49,2.

Survei yang berfokus pada industri swasta kecil ini menunjukkan pemulihan manufaktur terjadi secara luas pada Februari.

"Baik pasokan dan permintaan manufaktur meningkat bulan lalu, karena produksi berangsur-angsur kembali normal sementara permintaan domestik dan eksternal meningkat setelah pergeseran kebijakan Covid-19," kata ekonom senior Caixin Insight Group, Wang Zhe, dikutip Investing.com, Rabu (1/3).

Sektor non-manufaktur didorong oleh permintaan yang sempat tertunda setelah tiga tahun. Pencabutan pembatasan Covid-19 baru-baru ini mendorong pemulihan tajam di sektor perjalanan, restoran, dan kegiatan rekreasi lainnya.

Serangkaian penguncian terkait Covid-19 telah mendorong aktivitas bisnis China ke posisi terendah dalam sejarah sepanjang 2022, karena bisnis lokal berjuang untuk mengatasi pembatasan pemerintah. Padahal, China merupakan salah satu kontributor PDB terbesar dunia.

Pengeluaran pemerintah yang meningkat juga membantu memfasilitasi pemulihan aktivitas ekonomi. Pemerintah China baru-baru ini juga menegaskan kembali bahwa pihaknya berencana untuk terus meluncurkan lebih banyak langkah stimulus.

Bank Rakyat China juga mempertahankan suku bunga pinjaman pada level rekor terendah untuk membantu meningkatkan likuiditas lokal.

Beijing juga dilaporkan telah melonggarkan undang-undang pendanaan untuk sektor properti negara yang sempat jatuh akibat bubble property yang melukai ekonomi.

Pemerintah juga telah mengumumkan rencana memperbanyak proyek infrastruktur untuk menopang pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di masa depan. (ADF)

SHARE