Alat Deteksi Covid Kumur Buatan Bio Farma Diklaim Miliki Akurasi 93,57 Persen
PT Bio Farma (Persero) menciptakan alat deteksi covid-19 terbaru melalui metode kumur. Alat ini diklaim memiliki akurasi 93,57 persen mendeteksi covid-19.
IDXChannel - PT Bio Farma (Persero) menciptakan alat deteksi covid-19 terbaru melalui metode kumur. Alat ini diklaim memiliki akurasi 93,57 persen mendeteksi covid-19.
Untuk memciptakan produk yang diberi nama Bio Saliva ini, Bio Farma bekerjasama dengan perusahaan rintisan nioteknologi Nusantics Bio Saliva adalah sebuah alat uji untuk mendeteksi covid-19 dengan metode kumur (gargling).
Melibatkan FK Undip dan lainnya. Proses uji klinis, mengambil sampel dari pasien Indonesia, sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk Indonesia.
Bio Saliva diklaim dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT <35 dengan sensitivitas hingga 93.57 persen.
Hal ini tentunya menjadikan Gargle-PCR sebagai alternatif selain gold standard Swab Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit yang memiliki sensitifitas hingga 95 persen.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, ini merupakan kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. Meskipun tertinggal 2-3 dekade ketimbang negara maju, namun Bio Farma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi.
"Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji Bio Saliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk. Masukan dari berbagai pihak ditahap limited release ini sangat membantu. Kita tidak boleh tertinggal,” ujar Basyir, dalam keterangannya, Senin (5/7/2021).
Menurut CTO Nusantics Revata Utama, penggunaan Bio Saliva, bersama dengan m-BioCov-19 dapat mendeteksi mutasi B 117 (Alpha), B 1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B 1.617.2 (Delta), B 1.617.1 (Kappa), B 1.525 (Eta), B 1.526 (Iota), B 1.466.2 (varian Indonesia), B 1.427/29 (Epsilon), dan C.37 (Lambda).
Sampai saat ini belum ada produk alat uji Covid-19 di Indonesia yang dapat mendeteksi 10 (sepuluh) varian mutasi Covid-19.
“Kami sudah mengujinya dengan bioinformatics alignment terhadap puluhan ribu data Whole Genome Sequencing variant-variant tersebut. Kemampuan mBioCoV19 mendeteksi semua varian yang beredar dikarenakan pertimbangan atas target genes yang dipakai dalam desain PCR kit sejak tahun lalu,” ujar Revata, dalam keterangannya, Senin (5/7/2021). (RAMA)