ECONOMICS

Anggap WFH Gagal, CEO Citi Group: Tarik Kembali Pemalas Itu ke Kantor

Taufan Sukma/IDX Channel 20/01/2023 19:53 WIB

perusahaan tidak bisa mengambil risiko menurunnya proktivitas bila sistem WFH terus diterapkan.

Anggap WFH Gagal, CEO Citi Group: Tarik Kembali Pemalas Itu ke Kantor (foto: MNC Media)

IDXChannel - Seiring dengan semakin melonggarnya kebijakan berbagai negara terkait penanganan pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang juga mulai mewajibkan para karyawannya untuk kembali bekerja dari kantor (work from office/WFO).

Hal ini sebagai perkembangan terbaru dari kebijakan yang banyak diterapkan saat pandemi, di mana karyawan diperbolehkan untuk bekerja dari rumah (work from home/WFH) atau bahkan bekerja dari mana saja (work from anywhere/WFA).

Oleh sebagian pihak, penerapan WFH dan juga WFA dinilai cenderung gagal dan tidak sesuai harapan, atau setidaknya membutuhkan sejumlah syarat dan ketentuan (term an condition) agar dapat berjalan sesuai rencana yang dikehendaki.

Kritikan atas penerapan WFH tersebut diantaranya disampaikan oleh Chief Executive Officer (CEO) Citi Group, Jane Fraser, dalam sebuah panel diskusi yang digelar sebagai rangkaian acara World Economic Forum (WEF) 2023, yang digelar di Davos, Rabu (18/1/2023)..

"Para pemalas yang selalu ingin bekerja dari rumah harus segera dibawa kembali ke kantor," ujar Fraser, dalam forum tersebut.

Komentar Fraser menjadi menarik, lantaran selama ini sosoknya dikenal sebagai salah satu tokoh keuangan dunia yang cenderung mendukung penerapan sistem WFH.

Kebijakan tersebut itu pula yang diterapkannya di Citi, yang meski berbasis di New York, namun memiliki jaringan kantor yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di London, di mana mereka mempekerjakan lebih dari 6.000 orang.

Menurut Fraser, setiap karyawan bisa bekerja dari rumah dan bahkan dari mana saja, karena menilai bahwa langkah tersebut merupakan pilihan terbaik dan paling realistis untuk dilakukan sepanjang pandemi lalu.

Namun dengan telah bergesernya status pandemi di sejumlah negara menjadi endemi, Fraser rupanya juga turut mengubah arah kebijakannya tersebut.

"Penting bagi karyawan untuk berkolaborasi bersama di tempat kerja. Saya paham tentang fleksibilitas (dalam sistem kerja WFH), tapi garis harus ditarik. Saya yakin ada keseimbangan penting di sini," tutur Fraser.

Titik keseimbangan tersebut, menurut Fraser, diantaranya dapat dilihat dari produktivitas masing-masing karyawan. Ditegaskannya bahwa perusahaan tidak bisa mengambil risiko menurunnya proktivitas bila sistem WFH terus diterapkan.

"(Karyawan) Harus bisa menunjukkan (produktivitasnya), atau kita harus tarik kembali mereka ke kantor, atau ke lokasi kerjanya, untuk mendapatkan pelatihan ulang tentang apa yang harus mereka kerjakan," papar Fraser.

Pendekatan tersebut, lanjut Fraser, didasarkan pada pengalaman masa lalunya, di mana kemampuan dan keterampilan bekerja tidak bisa hanya dipelajari secara teori dan dilakukan secara mandiri.

"Saya tumbuh dengan cara melihat langsung dari berbagai karakter unik yang mengajari Saya secara langsung. Bagaimana pun umpan balik itu penting, dan itu akan Anda dapatkan saat (bekerja) bersama," tegas Fraser. (TSA)

SHARE