Anggaran Proyek MRT Membengkak Jadi Rp26 Triliun, Ini Penjelasan Pemerintah
Proyek MRT Jakarta Fase 2 mengalami pembengkakan biaya yang awalnya dianggarkan Rp22,5 triliun kini membengkak menjadi Rp26 triliun.
IDXChannel - Proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Fase 2 mengalami pembengkakan biaya yang awalnya dianggarkan Rp22,5 triliun kini membengkak menjadi Rp26 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, kenaikan tersebut terjadi akibat kompleksitas kontruksi dan kondisi lahan yang tidak stabil karena masuk ke dalam Kota Tua, sehingga perlu lebih berhati-hati. Airlangga menambahkan bahwa panjang MRT Jakarta North-South sepanjang 12,3 km seluruhnya masuk di underground. Berbeda dari yang sebelumnya yaitu 15,7 km yang terdiri dari 5,7 km underground dan elevated 10 km.
“Arahan Bapak Presiden tentu untuk melihat titik akhir daripada proyek ini, karena titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat itu masih ada beberapa masalah lahan sehingga diminta dipertimbangkan dan dicarikan alternatif lain di wilayah Ancol ataupun di Marina. Tentu ini nanti diharapkan dari perolehan lahan baik dari Menteri ATR/BPN maupun Gubernur DKI,” ungkap Airlangga.
Kemudian terkait kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang, Airlangga menyampaikan bahwa terdapat beberapa catatan yang disampaikan dalam Rapint tersebut. Pertama, terkait evaluasi Indonesian-Japan Economic Partnersip Agreement (IJEPA) yang diharapkan dapat selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Kedua, juga disampaikan dalam Rapint tersebut bahwa Pemerintah Jepang telah menerima sertifikasi new ISPO dan juga memperluas usulan akses pasar untuk produk tuna kaleng, kopi, produk laut, serta produk buah-buahan tropis seperti mangga, nanas, dan pisang.
“Ini diharapkan bisa masuk dalam general review IJEPA dimana post tarifnya bisa diperbaiki,” lanjut Airlangga.
Selanjutnya terkait dengan investasi, Airlangga menyampaikan bahwa dalam Rapint tersebut dilaporkan beberapa investasi yakni Mitsubishi yang telah berkomitmen berinvestasi Rp10 triliun untuk Xpander EV, Toyota Group yang berinvestasi sebesar Rp27,1 triliun selama tahun 2022-2026, dan beberapa investasi lainnya termasuk di sektor retail. Kemudian, dalam Rapint tersebut juga dilaporkan mengenai Pelabuhan Patimban yang akan terus dilanjutkan pada tahap ke dua tahun 2024-2025 dengan investasi sekitar Rp7,58 triliun dan juga persiapan untuk fasilitas tahap ketiga KPBU sebesar Rp3,86 triliun.
Menutup penjelasannya, Airlangga menyampaikan terkait dengan proyek lain yaitu proyek LNG Masela, dimana Pemerintah diharapkan dapat menegosiasikan investasi yang direncanakan sekitar Rp287 triliun dari Shell.
“Arahan Bapak Presiden ini untuk segera dinegosiasikan dan dicarikan investor baru termasuk mempertimbangkan sovereign wealth fund Indonesia (INA) untuk masuk dalam proyek tersebut,” tutup Airlangga. (RRD)