Angka Kemiskinan Bertambah, DPR: Ini PR Besar Pemerintah
Mengacu pada data terkini Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19% pada September 2020.
IDXChannel – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir setahun belakangan ini menimbulkan persoalan. Salah satu pekerjaan rumah (PR) besar bangsa ini adalah persoalan ekonomi.
Apalagi, mengacu pada data terkini Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19% pada September 2020.
Jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah 2,76 juta orang bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kini, total penduduk miskin per September 2020 mencapai 27,55 juta orang.
Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) mengatakan, dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa, ditambah angka kemiskinan yang meningkat, persoalan ekonomi menjadi PR yang sangat berat yang harus segera ditangani.
Menurutnya, selama 32 tahun Orde Baru berkuasa, mampu melahirkan kesejahteraan dalam bentuk kedaulatan pangan.
Namun, rezim Orde Baru kemudian jatuh ketika tidak bisa menjawab persoalan ekonomi masyarakat, baik dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang masyarakat.
”Maka lahirlah Orde Reformasi yang memiliki basis teori demokrasi yang cukup efektif dan berhasil hingga hari ini,” katanya di Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Pada era Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun, ekonomi hanya dikuasai para konglomerat yang diharapkan bisa menetes ke bawah.
Faktanya, keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut tidak terwujud. Kemudian, Orde Reformasi memilih membangun kesejahteraan dari bawah ke atas ke bawah. Sayangnya, menurut Gus AMI, setelah 23 tahun berjalan, Orde Reformasi ternyata baru menjanjikan kesejahteraan dan kebahagiaan politik saja, sementara persoalan ekonomi masih perlu banyak pembenahan.
”Kita melihat pekerjaan yang besar dan berat, pekerjaan kita bertumpuk di waktu yang di luar dugaan, di tahun ini, menambah semakin menumpuknya pekerjaan rumah yang selama ini belum kita lakukan dengan baik,” katanya.
Menurut dia, basis utama kebahagiaan dan kesejahteraan adalah agama. Selain dari itu, hal yang juga mendesak untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera adalah tercukupinya persoalan ekonomi.
Karena itu, dirinya berpesan bahwa tantangan serius yang harus dilakukan Perempuan Bangsa yakni peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kedua, bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat melalui kegiatan-kegiatan untuk pemberdayaan. ”Dipilih saja, bisa melakukan pembelaan kaum-kaum TKI-TKW, orang yang dapat musibah banyak masalah hukum, sosial, ekonomi. Kedua, pemberdayaan ekonomi, ini juga pekerjaan yang sangat berat,” katanya.
Dengan meningkatnya angka kemiskinan, diperlukan langkah darurat dan pemberdayaan masyarakat. ”Kita membutuhkan kerja serius untuk menata ini semua. Perempuan Bangsa silakan pandai-pandai memilah dan membagi tugas ini,” katanya. (Sandy)