ECONOMICS

Angkasa Pura Indonesia Optimalkan Bandara untuk Pemerataan Ekonomi via Konektivitas Udara

Tangguh Yudha 09/10/2024 14:48 WIB

Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia, Faik Fahmi, mengatakan bandara menjadi kunci konektivitas dan pemerataan ekonomi Indonesia.

Angkasa Pura Indonesia Optimalkan Bandara untuk Pemerataan Ekonomi via Konektivitas Udara. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia, Faik Fahmi, mengatakan bandara menjadi kunci konektivitas dan pemerataan ekonomi Indonesia. Terlebih lagi, karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan.

Menurut dia, bandara yang merupakan infrastruktur transportasi udara menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat dan logistik.

Faik juga menyebut bahwa bandara di Indonesia yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 250 bandara dengan 37 bandara beroperasi di bawah Angkasa Pura, harus bisa dioptimalkan.

"Pengelolaan bandara itu harus ditata secara lebih baik," ujar Faik dalam program Market Review IDX Channel pada Rabu (9/10/2024).

Dengan begitu, salah satu program transformasi yang sedang dijalankan perseroan  diharapkan bisa memenuhi ekspektasi pemerintah untuk mendorong pemerataan ekonomi melalui konektivitas udara.

Salah satu kunci untuk menjadikan transportasi udara Indonesia bisa lebih baik, lanjut Faik, yaitu harus dilakukan secara terintegrasi dan kolaborasi. Ia menilai hal ini tidak bisa dilakukan sendiri.

Oleh karena itu, Angkasa Pura Indonesia telah menggandeng seluruh stakeholder untuk bersama-sama melakukan transformasi kebandaraan di Indonesia.

Di sisi lain juga menurutnya penting untuk melakukan penggabungan Angkasa Pura 1 dan 2 menjadi Angkasa Pura Indonesia yang merupakan strategi untuk pembenahan tatanan kebandaraan yang ada di tanah air.

"Salah satu kunci bagaimana kita memperbaiki industri aviasi Indonesia adalah harus bisa dilakukan secara terintegrasi, tidak bisa sendiri, dan juga harus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada," kata Faik.

"Jadi saya kira apa yang kita lakukan di Angkasa Pura Indonesia adalah bagian penting untuk bisa memberikan kontribusi dalam pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia," ujarnya menambahkan.

Faik menambahkan Indonesia dengan satu kendali dan strategi yang terintegrasi akan mengembangkan bandara yang tersebar dari Aceh hingga Papua untuk bisa dibagi menjadi 6 region.

Tiap region akan dikembangkan menjadi satu hub tersendiri dan bandara sekiranya menjadi feeder yang diharapkan dapat membuka akses Indonesia secara lebih luas.

"Seperti di AS, itu ada 200 bandara, yang berstatus internasional hanya 12. Tapi itu tidak mengurangi aksesibilitas dari luar menuju area manapun di AS, dan konsep ini sangat ideal untuk diterapkan di Indonesia," kata Faik.

"Cuma persyaratannya harus tergantung konektivitas yang bagus antara hub dan scoop (feeder). Ini menjadi salah satu PR kita untuk bagaimana membangun konektivitas yang lebih terintegrasi," kata dia.

Direktur Navigasi Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Syamsu Rizal,  berpendapat konsep ini menjadi penting untuk bisa memberikan mobilitas lebih kepada masyarakat.

"Jadi memang perlu strategi, kerja sama, bagaimana kita tetapi bisa menghidupkan seluruh bandara sebagai satu sistem. Ini butuh dukungan dari Kementerian lain dan pemerintah daerah," ujar Rizal.

"Karena ini menjadi pintu gerbang. Transportasi udara ini kan memotong banyak waktu dan memberikan kesempatan seseorang untuk melihat potensi, membawa investasi dan pemerintah bisa memanfaatkan keberadaan bandara," katanya.

(Febrina Ratna)

SHARE