ECONOMICS

Antisipasi Kemarau, Kementerian PUPR Optimalkan Fungsi Bendungan

Taufan Sukma/IDX Channel 15/02/2023 22:49 WIB

pihak PUPR bakal mulai mengatur volume air pada infrastruktur bendungan di seluruh wilayah Tanah Air.

Antisipasi Kemarau, Kementerian PUPR Optimalkan Fungsi Bendungan (foto: MNC Media)

IDXChannel – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal mengoptimalkan fungsi bendungan yang telah dibangun guna mengantisipasi potensi terjadinya kekeringan seiring datangnya musim kemarau.

Langkah antisipasi ini tak lepas dari prediksi sejumlah pihak yang memperkirakan bahwa kondisi kekeringan tersebut dapat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah, di sepanjang tahun ini.

Mulai awal Maret 2023, pihak PUPR bakal mulai mengatur volume air pada infrastruktur bendungan di seluruh wilayah Tanah Air.

Salah satu tujuannya adalah agar air yang mengalir dapat secara merata menjangkau setiap daerah yang berpotensi mengalami kekeringan.

Langkah ini diyakini efektif karena kapasitas air yang dimiliki oleh bendungan yang terdapat di dalam negeri sekitar 25 miliar M3. 

"Itu berjalan mulai dari Maret 2023, kami memastikan pemanfaatan volume di Bendungan dengan cara mengatur volume Bendungan itu semaksimal mungkin," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, dalam Kick-off 10th World Water Forum (WWF) 2024, Rabu (15/2/2023).
 
Dengan adanya pengaturan air tersebut, menurut Jarot, diharapkan dapat membuat daerah sekitar mendapatkan air sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga, air yang mengalir dapat digunakan secara optimal untuk berbagai kebutuhan.
 
Dalam menentukan daerah yang terkena dampak pengaturan air, dilakukan melalui proses kajian mendalam dari instansi pemerintah terkait. Analisis itu menjadi rujukan bagi Kementerian PUPR. 

"Kalau sudah masuk di dalam musim kemarau kami akan tutup. Di sini sangat diperlukan adalah pengoperasian pintu-pintu bendungan," tutur Jarot.
 
Bendungan-bendungan yang telah disiapkan mengambil langkah pengaturan terdapat di 3230 titik di 20 provinsi. 

"Kepala satuan operasi pemeliharaan dan kepala satuan operasi hitung lebih fokus bekerja untuk mengatur bendungan-bendungan yang sudah ada," ungkap Jarot.

Kemudian, juga akan dilakukan rehabilitasi terhadap sumber-sumber air sebanyak 25 titik di 12 provinsi, disamping juga akan ditambah lagi sebanyak 37 titik pada 19 provinsi lainnya. 

Selain itu PUPR juga melakukan inventaris peralatan bor yang mencapai 26 unit. Alat tersebut akan dioptimalkan untuk membuat sumur, kala terjadi kekeringan di suatu wilayah. 

"Kami akan semaksimal mungkin bekerja untuk mengurangi terjadinya kekeringan," papar Jarot.

World Water Forum sendiri merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut .

WWF ke-10 yang akan dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 nanti mengusung tema Water for Shared Prosperity. Dengan membawa harapan bahwa WWF menjadi ajang berbagai stakeholder dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespon berbagai tantangan pengelolaan air secara global.

Lewat rangkaian pertemuan WWF yang dilakukan di Indonesia selama satu tahun ke depan, tersebut diharapkan dapat berdampak pada pemenuhan air bagi seluruh masyarakat dunia. Sehingga, dapat menghapuskan ketimpangan dalam mengakses dan pemenuhan kebutuhan air bersih. (TSA)

SHARE