Apakah Kebijakan Carbon Trading Efektif dalam Mengurangi Emisi Karbon? Ini Jawabannya
Apakah efektif kebijakan carbon trading dalam mengurangi emisi karbon? Perdagangan karbon adalah aktivitas pembelian dan penjualan kredit karbon.
IDXChannel – Apakah efektif kebijakan carbon trading dalam mengurangi emisi karbon? Perdagangan karbon adalah aktivitas pembelian dan penjualan kredit karbon atau carbon trading.
Ketika pembeli menghasilkan emisi karbon yang melebihi batas peraturan. Kredit karbon mewakili “hak” perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah karbon atau emisi gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya. Satu unit kredit karbon setara dengan pengurangan emisi satu ton karbon dioksida (CO2).
Kredit karbon yang dijual seringkali berasal dari proyek ramah lingkungan. Lembaga yang mendukung verifikasi seperti Verra menghitung kapasitas penyerapan karbon lahan hutan untuk proyek tertentu dan menerbitkan kredit karbon dalam bentuk sertifikat. Kredit karbon juga dapat berasal dari perusahaan yang menghasilkan emisi di bawah ambang batas yang ditetapkan untuk sektornya.
Melalui program ini, negara yang menghasilkan lebih banyak emisi karbon dapat menghilangkan emisi tersebut dari negaranya. Sementara itu, negara-negara dengan emisi lebih sedikit dapat menjual hak produksi emisi dalam wilayahnya kepada negara atau wilayah lain.
Apakah Efektif Kebijakan Carbon Trading dalam Mengurangi Emisi Karbon?
Mengutip MUTU International, Efektivitas setiap jenis kebijakan tentunya akan memberikan dampak positif atau negatif tergantung pada mekanisme dan efektivitas implementasinya. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dapat dicapai Indonesia jika menerapkan sistem perdagangan emisi karbon secara efektif.:
1. Menghasilkan penerimaan pajak yang dapat dialokasikan untuk berbagai kebutuhan negara. Misalnya untuk penelitian dan pengembangan terkait iklim, pengembangan teknologi terbarukan, reformasi perpajakan, dan lain-lain.
2. Memperbaiki kualitas udara dan kondisi lingkungan, karena pengurangan emisi gas rumah kaca dapat menurunkan nilai pencemaran udara secara signifikan.
3. Mendorong inovasi teknologi berkelanjutan karena pelaku ekonomi yang terlibat dalam pengurangan emisi dapat memperoleh manfaat dari insentif khusus.
4. Di sisi lain, perdagangan karbon juga dapat memberikan dampak negatif bagi negara jika penerapannya tidak maksimal. Salah satunya adalah risiko campur tangan politik dari beberapa pihak yang memanipulasi harga di lantai perdagangan karbon.
Jika didukung oleh kebijakan pemerintah yang diterapkan dengan baik, luasnya hutan di Indonesia dapat memberikan manfaat yang signifikan melalui program perdagangan emisi karbon.
Menurut data Indonesia Carbon Trading Handbook, Indonesia memiliki 125,9 juta hektar hutan hujan tropis, 3,31 juta hektar hutan bakau, dan 7,5 juta hektar lahan gambut. Masing-masing tambang tersebut mampu menyerap masing-masing 25,18 miliar ton, 33 miliar ton dan 55 miliar ton gas karbon.
Jika dirupiahkan, Indonesia bisa meraup pendapatan hingga USD565,9 miliar atau setara Rp8 triliun. Inilah sebabnya masa depan perdagangan karbon di Indonesia bisa sangat menguntungkan bila dilakukan secara optimal.
Oleh karena itu, setiap entitas atau para pelaku usaha harus mengukur jejak karbonnya secara berkala untuk mengidentifikasi kemungkinan peluang keuntungan. (SNP)