Armada Pesawat Terbatas di Periode Lonjakan Penumpang, Ini Respons InJourney
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mengakui ada ketimpangan antara jumlah pesawat dan angka permintaan penumpang domestik.
IDXChannel - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mengakui ada ketimpangan antara jumlah pesawat dan angka permintaan penumpang domestik. Dikhawatirkan, ketimpangan akan terjadi saat mudik Lebaran 2024 mendatang.
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, menilai idealnya Indonesia membutuhkan 750 armada pesawat yang bisa beroperasi. Angka itu diyakini bisa mengakomodir permintaan penumpang domestik.
Pernyataan Maya merujuk pada data yang disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebelumnya. Di mana, pesawat yang beroperasi di Indonesia saat ini baru mencapai 550 unit. Sementara, dibutuhkan 750 armada. Artinya, Indonesia masih kekurangan 200 pesawat lagi.
“Waktu itu Pak Erick Thohir pernah bilang kan, kebutuhan pesawat di Indonesia itu 750, sedangkan kita masih sangat kurang ya, 750 untuk mengakomodir kebutuhan nasional capacity or connectivity,” ujar Maya saat Media Gathering, Rabu (27/3/2024).
“Tapi memang ini harus dikaji ya, karena kita juga melihat dengan demand dan supply bagaimana ini mencakup seluruh kebutuhan air connectify nasional kita,” paparnya.
Maya mencatat, gap antara permintaan dan ketersediaan pesawat tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun kondisi serupa juga dialami banyak negara di dunia.
Pasca pandemi Covid-19, banyak negara kekurangan jumlah pesawat bila dibandingkan dengan angka kepemilikan pesawat pra pandemi.
“Nah, untuk airport sendiri, kita bicara supply pesawat ini memang global belum kembali seperti saat pra pandemi di 2019. Jadi ini bukan hanya di Indonesia, tapi ini global fenomena, sebenarnya supply pesawat ini belum kembali seperti saat sebelum pandemi,” beber dia.
Berbanding terbalik dengan jumlah pesawat, angka permintaan penumpang justru meningkat, terutama pada saat mudik Lebaran tahun ini.
Berdasarkan proyeksi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bahwa penumpang pesawat pada mudik Lebaran 2024 mencapai 4,44 juta orang. Angka ini naik 12 persen dibandingkan periode yang sama di 2023.
Bahkan, dibandingkan dengan Lebaran 2019 atau lima tahun lalu, pergerakan penumpang melalui moda transportasi udara saat Lebaran tahun ini naik 1 persen.
“Jadi untuk meningkatkan seperti level itu juga agak sulit, tapi demand-nya sudah mulai meningkat seperti pra pandemi, tapi memang banyak sekali intermoda alternatif saat ini dengan jalanan ataupun kereta,” kata Maya.
(SLF)