ASEAN Dinilai Perlu Siapkan Langkah Antisipasi Dampak Perlambatan Ekonomi Global
ASEAN dinilai harus membuka pembahasan mengenai langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan untuk menghindari perlambatan ekonomi global.
IDXChannel - ASEAN dinilai harus membuka pembahasan mengenai langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan untuk menghindari perlambatan ekonomi global.
Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, pembahasan ekonomi di ASEAN tentang pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan integrasi keuangan melalui pembayaran lintas batas (cross-border payment) merupakan isu yang bersifat jangka panjang. Sedangkan, ASEAN juga perlu untuk membahas isu ekonomi yang akhir-akhir ini sedang terjadi.
“Pembahasan isu pasar keuangan internasional yang masih jauh dari kata stabil perlu dibahas. Ini untuk mengantisipasi dampak yang diberikan karena akan mengganggu perkembangan ekonomi dan stabilitas di kawasan,” ujarnya dalam program Market Review IDX Channel, Kamis (11/5/2023).
Yose menuturkan, walaupun ekonomi negara-negara ASEAN mampu tumbuh hingga lebih dari 5% di tahun lalu, ASEAN belum sepenuhnya kebal terhadap perlambatan tersebut. Apalagi, tahun 2023 diprediksi terjadi perlambatan ekonomi di negara-negara ASEAN.
“Walaupun diprediksi akan kembali pulih di 2024, ASEAN harus tetap waspada,” imbuhnya.
Menurutnya, antisipasi tersebut semakin penting untuk dilakukan, mengingat adanya siklus El Nino yang mengganggu produksi dan ketahanan pangan di sejumlah negara ASEAN. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi. Sehingga, langkah-langkah konkret dan komprehensif harus disiapkan untuk menghindari perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Jadi ASEAN juga harus mampu menyelesaikan permasalahan dalam jangka pendek. Apalagi El Nino dapat mengganggu ketahanan pangan,” bebernya.
Kendati demikian, Yose optimistis dengan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. Menurutnya, Indonesia selalu membawa terobosan baru dalam memimpin kawasan tersebut.
Misalnya, pada tahun 2003, Indonesia mengenalkan konsep Masyarakat ASEAN yang sekarang telah berkembang menjadi tiga pilar, yakni ekonomi, politik dan keamanan serta sosial dan budaya.
“Selain itu, Indonesia juga mengenalkan konsep kerjasama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang melibatkan sepuluh negara anggota ASEAN dan lima negara mitranya, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru. Ini menjadi kerangka kerjasama konkret. Jadi kami percaya keketuaan ASEAN di tahun ini juga mampu membawa terobosan baru,” pungkasnya.
(YNA)