Bahan Bakar Pesawat Mau Diganti Pakai Minyak Jelantah, Ini Tanggapan Pengamat
Hingga saat ini penggunaan minyak jelantah untuk SAF sebetulnya masih menjadi kontroversi dan bahkan ditolak di beberapa negara terutama di Eropa.
IDXChannel - Analis Independen Bisnis Penerbangan Nasional, Gatot Rahardjo menyoroti wacana pemerintah yang akan menggantikan bahan bakar pesawat menggunakan minyak jelantah atau Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Gatot menilai hingga saat ini penggunaan minyak jelantah untuk SAF sebetulnya masih menjadi kontroversi dan bahkan ditolak di beberapa negara terutama di Eropa. Sebab penurunan emisi gas buang dari penggunaan SAF sendiri tergolong kecil, tapi emisi yang dihasilkan dari proses produksi SAF justru lebih besar.
"Selama ini masih ditolak di beberapa negara seperti Eropa karena dampak penurunan emisinya sangat kecil dan bahkan untuk pengolahan minyak sawitnya sendiri sebelum diolah jadi SAF, emisinya juga besar," ujar Gatot kepada MNC Portal, Kamis (30/5/2024).
Sehingga menurunnya, penggunaan SAF dari minyak sawit atau minyak jelantah ini sebetulnya tidak direkomendasikan. Sebab ketika sudah masuk dalam industri penerbangan, kebutuhannya akan menjadi sangat banyak dan tentu produksinya akan jauh lebih besar. Dampak polusi dari proses produksi minyak inilah yang dikhawatirkan justru di khawatirkan.
"Jadi sebenarnya SAF dari minyak sawit itu sampai saat ini tidak direkomendasikan," kata dia.
Lebih lanjut, Gatot menyebut masih ada beberapa isu lainnya terkait tidak belum direkomendasikan penggunaan SAF sebagai substitusi bahan bakar pesawat terbang.
Misal seperti ketersediaan SAF itu sendiri, karena permintaan akan semakin banyak jika digunakan sebagai bahan bakar. Harganya pun, menurut Gatot saat ini masih lebih mahal dari avtur karena melewati proses produksi yang lebih panjang.
Selain itu ketersediaan infrastruktur pendukungnya saat ini juga masih cukup minim terutama di bandara-bandara. Terakhir, persepsi publik terkait keselamatan jika pesawat menggunakan SAF juga masih menjadi tantangan.
"Hal-hal itu harus diperhatikan dan dijawab jika ingin sukses menggunakan SAF," beber Gatot.
(SAN)