Bahas Potensi Bisnis Data Center, Ini Aspek Penting yang Jadi Catatan
Pertemuan kolaboratif ini menjadi sarana penting untuk mendiskusikan trend dan kemungkinan yang akan terjadi dalam industri ini.
IDXChannel - Legrand Indonesia, perusahaan bidang kelistrikan dan infrastruktur digital, mencoba memetakan beragam tantangan yang dihadapi industri data center ke depan.
Bahasan tersebut coba didiskusikan melalui penyelenggaraan Legrand Day-Data Center Summit, dengan berkolaborasi bersama Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO).
Mengangkat tema We Seize the Future, gelaran ini membahas berbagai aspek penting dari segi infrastruktur, teknologi, dan aspek keberlanjutan dari bisnis data center.
"Fokus kami adalah meningkatkan efisiensi energi dan kinerja, secara bertahap memperkenalkan produk dan solusi yang siap untuk masa depan dan yang dapat membantu pelanggan kami untuk beroperasi dengan keberlanjutan sebagai fokus utama," ujar CEO Legrand, Benoit Coquart, dalam keterangan resminya, Rabu (15/5/2024).
Pada summit tersebut, Coquart menjelaskan, Legrand bersama dengan para ahli data center, regulator, dan perusahaan lainnya, mengadakan panel diskusi yang mencakup berbagai topik seperti arah dan tren masa depan industri data center, kebutuhan akan infrastruktur AI-Ready serta aspek keberlanjutan dan efisiensi data center.
Pertemuan kolaboratif ini menjadi sarana penting untuk mendiskusikan trend dan kemungkinan yang akan terjadi dalam industri ini.
Presentasi dan wawasan tentang bagaimana teknologi AI berperan dalam industri data center, serta aspek keberlanjutan dan efisiensi, juga dipresentasikan oleh tim Legrand Data Center.
"Saat ini, kecerdasan buatan (AI) sedang merombak dunia, mendorong industri-industri untuk berinovasi. Dalam mengatasi tantangan ini, Legrand mengembangkan solusi data center AI siap pakai, yang dapat diimplementasikan dengan cepat, dan dalam skalabilitas yang beragam," tutur Coquart.
Sementra, Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti, juga menambahkan bahwa keberadaan data center membutuhkan energi yang signifikan. Untuk mendorong keberlanjutan, pihaknya harus menggunakan sumber energi yang lebih bersih.
Bahkan, sedang menyusun sebuah rancangan undang-undang energi baru dan terbarukan untuk mengurangi emisi CO2, dengan memperhatikan bahwa saat ini 70 persen dari listrik kita berasal dari sumber yang kurang ramah lingkungan.
"Inisiatif ini merupakan komitmen kami untuk mendiversifikasi portofolio energi kami dan mempromosikan energi terbarukan untuk masa depan yang berkelanjutan," tegas Dyah. (TSA)