ECONOMICS

Bahlil Kantongi Komitmen Investor di WEF, Proyek Sonic Bay Terealisasi Tepat Waktu  

Febrina Ratna 18/01/2023 06:42 WIB

Bertemu dengan CEO BASF di WEF 2023, Bahlil mengutarakan dukungan terhadap rencana investasi smelter nikel Sonic Bay di Teluk Weda.

Bahlil Kantongi Komitmen Investor di WEF, Proyek Sonic Bay Terealisasi Tepat Waktu. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bertemu langsung dengan Chief Executive Officer (CEO) Badische Anilin- und Soda-Fabrik (BASF) SE Dr. Martin Brudermüller di sela-sela World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Paviliun Indonesia itu, Bahlil mendorong rencana investasi pemurnian nikel untuk keperluan pengembangan kendaraan listrik di Maluku Utara. 

Bahlil mengutarakan dukungan penuh terhadap rencana investasi BASF di Indonesia yang sejalan dengan proyek prioritas pemerintah terkait hilirisasi pertambangan. Rencananya. BASF akan bekerja sama dengan Eramet yang telah memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN).

Rencana investasi bersama BASF - Eramet yang diberi nama Proyek Sonic Bay berlokasi di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara. Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP). 

“Saya mendukung penuh rencana investasi BASF di Indonesia khususnya dalam mendukung pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan cita-cita pemerintah negara kita yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pemain kendaraan listrik kelas dunia,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (17/1/2023).

“ Pabrik pemurnian nikel nya ada di Maluku Utara yang mana di sanalah lokasi sumber bahan bakunya. Kami di Kementerian Investasi/BKPM akan mengawal segala proses investasi BASF dari awal hingga akhir agar proyek ini bisa segera terlaksana,” sambungnya.

Pada kesempatan tersebut CEO BASF Dr. Martin Brudermüller mengungkapkan apresiasinya terhadap keberhasilan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan performa pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Bahkan mampu mengungguli negara-negara di Eropa.

Ia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi BASF mampu berjalan dengan baik khususnya dalam hal pengurusan perizinan. CEO BASF menegaskan kesepakatannya dengan Eramet sudah memasuki tahap akhir dan akan segera direalisasikan.

“Kami ingin menyampaikan bahwa kesepakatan kami dengan Eramet sudah pada tahap final, kemungkinan keputusan kami akan diambil pada semester I 2023 ini. Nilai investasi yang akan kami gelontorkan kurang lebih 2,4 miliar euro dan akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 lapangan pekerjaan. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga proses investasi kami berjalan lancar. Kami juga berencana melakukan investasi tindak lanjut.” jelas Martin

Proyek Sonic Bay diperkirakan akan meraup nilai investasi hingga USD2,2–2,6 miliar dan kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel/tahun dan 7,5 ribu ton kobalt/tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.

Adapun BASF merupakan perusahaan multinasional asal Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia. Perusahaan itu saat ini bekerjasama dengan perusahaan pertambangan asal Prancis di bidang industri smelter pemurnian hidrometalurgi nikel dan kobalt yang menghasilkan produk bahan baku baterai kendaraan listrik.

(FRI)

SHARE