ECONOMICS

Bahlil Sebut Lifting Minyak Tembus 608 Ribu Bph per 30 Juli 2025

Tangguh Yudha 31/07/2025 06:50 WIB

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi lifting minyak sudah mencapai 608 ribu barel per hari (bph) pada Rabu 30 Juli 2025.

Bahlil Sebut Lifting Minyak Tembus 608 Ribu Bph per 30 Juli 2025. (Foto Tangkapan Layar)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, realisasi lifting minyak sudah mencapai 608 ribu barel per hari (bph) pada Rabu 30 Juli 2025. Artinya, angka ini melampaui target Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar 605 ribu barel per hari (bph).

"Hari ini saya keluar dari kantor, saya lihat di layar monitor online sudah mencapai 608 ribu barel per hari. Tapi itu belum akumulatif," kata Bahlil dalam acara Energi Mineral Festival 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Dia pun lantas meminta dukungan agar lifting minyak pada 2025 bisa tercapai sesuai target APBN 2025.

"Kita doakan, saya mohon support bahwa insyaallah atas berkat dan arahan serta perintah Bapak Presiden Prabowo untuk lifting kita harus bisa mencapai sesuai target APBN," ujar dia.

Bahlil juga mengungkapkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan lifting minyak agar mencapai target APBN sebesar 605 ribu bph.

"Kita mempunyai tantangan yang luar biasa sekali, Bapak Ibu semua," ujarnya.

Bahlil menyoroti tiga faktor utama yang menjadi penghambat peningkatan produksi minyak nasional. Pertama adalah mayoritas sumur minyak Indonesia saat ini merupakan sumur tua.

"Pertama, memang sumur-sumur kita sekarang adalah sumur-sumur tua. Sumur-sumur yang sebelum Indonesia merdeka sudah ada," katanya.

Selain itu, kata Bahlil, masih banyak potensi cadangan migas yang belum tergarap secara maksimal. Belum lagi investasi di sektor migas sangat besar dan penuh risiko, sehingga membuat banyak investor berpikir dua kali.

"Yang kedua, idle well (sumur tua) kita masih banyak. Dan yang ketiga, memang investasi di bidang migas ini luar biasa besarnya dengan risiko yang besar," ujar dia.

Meskipun menghadapi berbagai kendala, Bahlil menyatakan optimisme terhadap kolaborasi yang terus dibangun antara pemerintah dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) serta pelaku industri migas.

(Dhera Arizona)

SHARE