ECONOMICS

Bahlil Ultimatum Kontraktor yang Tak Serius Garap Blok Migas

Atikah Umiyani 14/11/2024 07:31 WIB

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengancam Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tak serius mengembangkan lapangan migas.

Bahlil Ultimatum Kontraktor yang Tak Serius Garap Blok Migas (foto mnc media)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mendesak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) segera mempercepat proses Perencanaan Pengembangan Lapangan Migas atau Plant of Development (PoD) di Wilayah Kerja (WK) masing-masing. 

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak siap jual (lifting) di Indonesia. Desakan Bahlil tersebut karena berdasarkan catatannya, terdapat 301 wilayah yang sudah dieksplorasi, namun belum memiliki PoD.

"Kita akan memaksa untuk PoD. Kalau sampai dengan waktu yang ditentukan, mereka juga masih banyak alasan, maka tidak menutup kemungkinan untuk kita melakukan tinjauan. Dan, bisa-bisa kalau memang mereka tidak punya keseriusan, kita tawarkan kepada investor lain," kata Bahlil dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Dia mencontohkan, salah satunya Blok Masela yang saat ini memang sudah mulai proses tender. 

"Itu kalau seandainya mereka lambat sudah ada investasi yang mau masuk mungkin bisa kita gandengkan dengan mereka," ujar Bahlil. 

Lebih lanjut, Bahlil juga menyoroti penggunaan teknologi untuk meningkatkan lifting minyak. Dia merujuk pada keberhasilan produksi minyak bumi yang digarap ExxonMobil.

"Informasi bagus adalah untuk ExxonMobile yang tadinya cuma diperkirakan kurang lebih sekitar 100 ribu barel per day. Kemudian kami masuk di Agustus itu sudah mencapai 140 ribu barel. Hari ini dia sudah mencapai 163 ribu barel per day karena dia intervensi pakai teknologi dengan tata kelola yang baik," tuturnya.

"Mungkin model ini salah satu alternatif yang akan kita pakai untuk mendorong KKKS lain dalam rangka mendorong untuk meningkatkan produktivitasnya," ujar Bahlil. 

Sebelumnya, Bahlil mengaku, peningkatan lifting ini merupakan salah satu mandat dari Presiden Prabowo Subianto kepada dirinya. 

Hal itu lantaran produksi minyak saat ini hanya 600 ribu barel per hari. Padahal konsumsinya mencapai 1,6 juta barel per hari, sehingga Indonesia terpaksa mengimpor 1 juta barel per hari.

"Perintah Bapak Presiden Prabowo adalah memaksimalkan semua potensi yang kita miliki untuk meningkatkan lifting agar mengurangi impor. Itu perintahnya," kata Bahlil.

(Fiki Ariyanti)

SHARE