ECONOMICS

Bahlil Ungkap Arahan Prabowo untuk Tingkatkan Lifting Migas

Atikah Umiyani 13/11/2024 19:54 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan tugas yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada dirinya.

Bahlil Ungkap Arahan Prabowo untuk Tingkatkan Lifting Migas. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan tugas yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada dirinya. Salah satunya, mengerek produksi minyak dan gas (migas) siap jual (lifting) serta mengurangi impor. 

Bahlil menuturkan bahwa produksi minyak saat ini hanya 600 ribu barel per hari. Padahal, konsumsinya mencapai 1,6 juta barel per hari sehingga Indonesia terpaksa mengimpor 1 juta barel per hari.

"Sehingga perintah Bapak Presiden Prabowo adalah memaksimalkan semua potensi yang kita miliki untuk meningkatkan lifting agar mengurangi impor. Itu perintahnya," kata Bahlil dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). 

Sejalan dengan upaya meningkatkan lifting tersebut, Prabowo juga meminta dirinya menginventarisasi aturan, terutama Peraturan Menteri (Permen), Keputusan Menteri (Kepmen) dan juga Peraturan Pemerintah (PP). Hal itu dilakukan guna memangkas aturan-aturan yang menghambat percepatan lifting migas. 

"Maka ini segera kita lakukan penyesuaian, terutama kepada Permen, Kepmen, PP, supaya kita mendorong untuk bisa terjadi peningkatan lifting," tuturnya.

Dikatakan Bahlil, untuk menindaklanjuti arahan Prabowo tersebut, dirinya sudah melakukan konsolidasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahaan-perusahaan migas. 

Saat ini, terdapat 301 Wilayah Kerja (WK) migas yang sudah melakukan eksplorasi namun belum melaksanakan rencana pengembangan lapangan migas (Plant of Development/PoD). 

"Kita akan memaksa untuk PoD. Kalau sampai dengan waktu yang ditentukan, mereka juga masih banyak alasan, maka tidak menutup kemungkinan untuk kita melakukan tinjau. Dan, bisa-bisa kalau memang mereka tidak punya keseriusan, kita tawarkan kepada investor lain," kata Bahlil.

Dia mencontohkan, salah satunya Blok Masela yang saat ini memang sudah mulai proses tender. 

"Itu kalau seandainya mereka lambat sudah ada investasi yang mau masuk mungkin bisa kita gandengkan dengan mereka," kata Bahlil. 

(NIA DEVIYANA)

SHARE