Bahlil Ungkap Penyebab Blok Masela Tak Kunjung Produksi Setelah 26 Tahun
Bahlil buka-bukaan terkait lambatnya pengembangan Blok Masela yang dikelola oleh INPEX Corporation, perusahaan migas terbesar di Jepang.
IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan terkait lambatnya pengembangan Blok Masela yang dikelola oleh Inpex Corporation, perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas terbesar di Jepang.
Padahal perusahaan itu telah mengantongi dokumen POD sejak 26 tahun lalu, namun tidak kunjung berhasil memulai produksi gas dan kondensat di Blok Masela.
Bahlil mengaku tidak kunjung berjalannya proyek Blok Masela ini lantaran perdebatan yang panjang terkait pembangunan pipa gas, yaitu di darat atau di laut.
"Perdebatannya dari saya masih ketua umum HIPMI, perdebatannya hanya di laut atau di darat, itu terus, sampai kita meninggal mungkin masih ada perdebatan itu," kata Bahlil dalam Rapat Bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (11/11/2025).
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan Blok Masela sudah melaksanakan proses Final Investment Decision (FID) atau Keputusan Investasi Akhir. Hal itu mencakup tender Engineering, Procurement, and Construction (EPC), yaitu rekayasa, pengadaan, dan konstruksi fasilitas produksi (seperti anjungan lepas pantai, jaringan pipa, atau kilang).
Dia pun mengancam akan segera mencabut izin perusahaan tersebut jika tidak segera melakukan produksi minyak dan gas. Targetnya, Blok Masela mulai berproduksi pada tahun 2029 mendatang.
"Kemarin saya katakan, kalau kalian tidak jalan, saya akan cabut, sudah kita berikan surat teguran pertama, sekarang sudah tender FID-nya, dan insyaallah 2029 sudah bisa produksi barang itu," tuturnya.
Adapun Blok Masela diproyeksikan memproduksi gas mencapai 10,5 juta ton setara LNG. Bahkan angka ini mencakup 9,5 juta ton LNG per tahun dan setara dengan lebih dari 10 persen impor LNG tahunan Jepang.
Selain itu, blok migas ini diproyeksikan mampu memproduksi sekitar 35 ribu barel kondensat per hari.
(Febrina Ratna Iskana)