ECONOMICS

Bahlil Yakin Target Investasi Masih On Track dan Tercapai di Akhir 2023

Heri Purnomo 28/11/2023 00:12 WIB

Bahlil Lahadalia mengungkapkan, gerakan boikot pro Israel masih berlangsung hingga saat ini tidak memengaruhi investasi yang akan masuk ke Indonesia.

Bahlil Yakin Target Investasi Masih On Track dan Tercapai di Akhir 2023. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, gerakan boikot pro Israel masih berlangsung hingga saat ini tidak memengaruhi investasi yang akan masuk ke Indonesia.

Bahkan Bahlil menyebutkan, investor asing tidak mengeluhkan adanya gerakan boikot produk pro Israel.

"Sampai sekarang belum ada (keluhan investor terkait boikot produk)," kata Bahlil di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (27/11/2023). BKPM

Bahlil mengatakan, target investasi di Indonesia masih berjalan sesuai jalurnya. Bahkan ia optimistis target investasi untuk tahun 2023 bisa tercapai. 

"Untuk target investasi kita masih on progress, karena target untuk tahun 2023 Rp1.400 triliun dan insyaallah bisa tercapai," katanya. 

Untuk diketahui, belakangan ini masyarakat Indonesia menyeruakan gerakan boikot terhadap produk yang diyakini pro terhadap Israrel. Bahkan sudah banyak demontrasi yang dilakukan di Indonesia. 

Salah satunya yakni, Demonstrasi akbar solidaritas Palestina di Monumen Nasional, Jakarta, pada Minggu (5/11/2023) pagi.

Dalam demontrasi tersebut masyarakat turut membawa pesan perlawanan ekonomi pada Israel dan produk-produk perusahaan multinasional yang dianggap berkontribusi dalam pengepungan dan bombardir serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 9.000 orang warga di Jalur Gaza dalam 30 hari terakhir. 

Hal tersebut terlihat dari sejumlah pamflet bertuliskan 'Boikot Israel' yang dibawa massa demonstran dalam aksi solidaritas yang ikut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan menteri kabinet.

Dari kerumunan massa demonstran yang menyemut hingga ke luar area Monas, terlihat pula sejumlah demonstran yang membawa aneka spanduk dan pamflet yang memuat ajakan boikot secara spesifik atas produk McDonald, Coca Cola, Nestle dan Danone AQUA.

Kelima brand tersebut, semuanya terafiliasi pada perusahaan multinasional di Amerika dan Eropa, diketahui aktif mendukung kebijakan apartheid Israel, baik dalam bentuk investasi, pendirian dan operasinal pabrik maupun dukungan pendanaan langsung. 

McDonalds, misalnya, diketahui mendukung pasukan Israel dengan memberikan makanan dan minuman gratis bahkan saat bombardir atas wilayah Gaza berlangsung. 

(YNA)

SHARE