ECONOMICS

Bakal Dibangun Kereta Gantung di Puncak, Biayanya Ditaksir Rp7,3 Triliun 

Rizky Fauzan 28/12/2022 19:54 WIB

Rencana pembangunan kereta gantung (cable car) di Puncak Bogor, Jawa Barat ditaksir membutuhkan biaya Rp7,3 triliun.

Bakal Dibangun Kereta Gantung di Puncak, Biayanya Ditaksir Rp7,3 Triliun. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan akan mendorong rencana pembangunan kereta gantung (cable car) di destinasi wisata, seperti di Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Puncak di Jawa Barat.

“Kereta gantung ini dapat menjadi alternatif transportasi yang ramah lingkungan, khususnya untuk Puncak karena kemacetan di Puncak ini sudah sangat luar biasa,” kata Sandiaga dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/12/2022).

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek disebut telah melakukan kajian awal dan memberikan rekomendasi anggaran kereta otomatis dan kereta gantung itu sebesar Rp7,3 triliun. Namun, Pemerintah Daerah Bogor masih menilai dan mengkaji anggaran tersebut.

Sandiaga menambahkan, investor dari Arab Saudi tertarik menanamkan investasi dalam pengembangan kereta gantung di Puncak pasca kunjungan kerja Menparekraf ke negara itu beberapa waktu yang lalu.

“Tentu kami mendorong agar percepatan persiapan dari kereta gantung ini bisa diwujudkan bukan hanya di Bogor, tapi juga di beberapa destinasi wisata lainnya," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu menjelaskan, upaya antisipasi Kemenparekraf dalam menyambut libur natal dan tahun baru 2023.

"Kami sudah mengeluarkan imbauan kepada semua kepala dinas pariwisata daerah untuk memperhatikan sejumlah hal dalam mengantisipasi libur nataru ini," kata Vinsensius.

Di antaranya, pemerintah daerah harus memastikan penerapan protokol kesehatan, baik pengelola maupun pengunjung; kesiapan petugas dan pengelola dalam pelayanan wisata di daya tarik wisata.

Selain itu, meningkatkan pelayanan pengamanan lokasi wisata seperti kesediaan pemandu wisata dan petugas informasi; berkoordinasi dengan pihak terkait seperti BNPB, Basarnas, kepolisian, dan pihak terkait lainnya; serta check and recheck untuk fasilitas di destinasi maupun di objek wisata.

(FAY)

SHARE