ECONOMICS

Bangkrut saat Covid, UMKM Binaan Pertamina Bangkit dan Sukses Olah Pelepah Pisang Cuan Rp2 Miliar

Nur Ichsan Yuniarto 17/10/2025 21:30 WIB

Produk olahan dari pelepah pisang ini disulap menjadi kerajinan tangan yang menghasilkan cuan hampir Rp2 miliar. 

Bangkrut saat Covid, UMKM Binaan Pertamina Ini Bangkit dan Sukses Olah Pelepah Pisang Raup Rp2 Miliar (Nur Ichsan Yuniarto/IDXChannel)

IDXChannel - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan PT Pertamina (Persero) tak berhenti berinovasi.

Dari 45 UMKM unggulan yang diboyong di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 pada 15–19 Oktober 2025 di ICE BSD Hall 7, Tangerang – Banten ini, ada produk olahan yang menarik. Salah satunya adalah Agrominafiber. 

Produk olahan dari pelepah pisang ini disulap menjadi kerajinan tangan yang menghasilkan cuan hampir Rp2 miliar. 

"Jadi gini awalnya, lucu sebenernya. Saya tuh bangkrut di Jakarta. Bener-bener bangkrut. Akhirnya saya dan suami pulang kampung di Kebumen," cerita CMO PT Agrominafiber Java Indonesia Novita Hermawan saat ditemui di ICE BSD, Jumat (17/10/2025).

Novita bercerita, usaha cateringnya tutup saat Covid-19 melanda Indonesia pada 2020 silam. Meski begitu, dirinya tetap berusaha salah satunya mengikuti pengadaan alat pelindung diri (APD).

"Jadi posisi kita dari Jakarta itu kenapa kita bisa bangkrut? Karena saya sempat mengikuti pengadaan untuk APD apa, kayak gitu-gitu. Dan itu tuh sampai menguras tabungan. Karena usaha katering semuanya di-cut karena pegawainya work from home (WFH)" kata perempuan yang kerap disapa Ovi ini.

"Saya dan suami mencoba bekerja mencari ya itu dari tender-tender gitu, ternyata kena penipuan gitu kan. Akhirnya kita pulang dari Jakarta ke Kebumen, itu naik motor, cuma bawa duit Rp600 ribu," kata dia.

Keterpurukan ekonomi tidak membuat Ovi dan suaminya menyerah. Dia bahkan meminjam uang dari saudaranya untuk memulai usaha baru.

"Dari situ suami aku, ya kita berjuang lah. Pertama kita mencobanya dari pinjem dulu sama keluarga untuk membuka kolam ikan. Kolam ikan dengan menanam padi sistem mina. Makanya namanya agro mina. Karena kita tidak punya pengalaman tentang perikanan, padi, atau apa gitu ya. Akhirnya nggak pernah panen," kata Ovi.

Berbekal dari hal itu, Ovi dan suami melihat peluang di pohon pisang. Bahkan, dia mencari literasi untuk mengolah pohon pisang.

"Jadi di sekeliling kolam itu ada pelepah pisang, banyak pohon pisang. Setelah kita lihat iseng, kita nyari literasi terkait pisang. Kita awalnya itu mengawali dari pelepah pisang dikeringkan, kemudian dikeringkan, dijadikan bahan baku. Nah, setelah keluar nama Agromina Fiber. Fiber itu dari situ," kata Ovi.

Bangkrut saat Covid, UMKM Binaan Pertamina Ini Bangkit dan Sukses Olah Pelepah Pisang Raup Rp2 Miliar (Nur Ichsan Yuniarto/IDXChannel)

"Karena memang kita tahu potensinya bagus untuk pelepah pisang. Akhirnya kita ngambil KUR. Ngambil KUR Rp20 juta waktu itu. Itu awalnya kita," lanjut Ovi sembari mengingat kembali perjuangannya.

Dia melanjutkan, dia konsisten membuat bahan baku dari pelepah pisang itu selama enam bulan. Bahan baku itu dikirim ke Yogyakarta.

"Dari situ, kita ngelihat, kok ini kalau cuma bahan baku itu kita enggak upcycling banget. Usaha kita akan stuck di situ. Terus akhirnya, suami saya dapet kesempatan pelatihan diversifikasi produk. Kita bikin produk keranjang, Homedekor. Nah dari situlah kita mulai merintis awalnya, tahun 2021," kata Ovi.

Setahun kemudian, sekitar 2022 dirinya digandeng Pertamina untuk menjadi UMKM binaan.

"Masuk di Pertamina itu 2022. Saya mengikuti program dari Pertamina Foundation namanya Women Trainer pada saat itu. Dari situ mulailah terlihat dikasih pendidikan sebenarnya sama mereka, lebih ke capacity building awal. Dari situ, tahun 2023 saya diikutkan kurasi untuk SMEXPO Pertamina di Gandaria City, Jakarta Selatan, dan lolos, Alhamdulillah. Karena memang produknya itu best to nature lah ya," papar Ovi. 

Selain keranjang, kata Ovi, dirinya juga membuat kerajinan lainnya seperti karpet, wall decor.

"Tapi yang di awal-awal itu memang kita memfokuskan di keranjangan karena pertama diajarinnya itu," katanya.

Ovi menambahkan, awalnya dirinya merasa berat untuk mengembangkan usahanya ini. Dia merasa beruntung dibantu oleh Pertamina untuk membuka jalan membesarkan Agromina Fiber.

"Saya nggak mau bilang berat ya, tapi memang dijalaninnya cukup menguras tenaga waktu dan lain-lainnya. Kalau misalnya saya bergerak sendiri, itu saya nggak bisa. Dan dari situlah saya belajar bagaimana usaha, bagaimana pemasaran, dan ternyata saya perlu branding, networking, dan akses pasar. Nah, kebetulan, kalau kata teman-teman sih, Pertamina ini bisa ngelirik," kata dia.

"Pertamina ini seperti mutiara dalam jerami. Bukan jarum lagi ya. Jadi memang Pertamina tuh bisa melihat memang UMKM yang potensia. Yang kayak saya tuh banyak, yang berhasil dari Pertamina tuh banyak," lanjut dia.

Dia juga merasa beruntung bisa dibantu Pertamina untuk ekspor produknya ke luar negeri.

"Nah terakhir kemarin, alhamdulillah yang awal saya ekspor full container loading (FGL). Itu ke Long Beach, Amerika. Pertamina support kita dari persiapan, kemudian seremonial, ya pada akhirnya pembekalan untuk ekspor, kemarin di PPIJP, akhirnya dikasih akses pasar kembali," kata Ovi.

Saat disinggung tentang cuan, Ovi pun semringah. Dia mengakui jika kenaikan omzetnya naik siginifikan semenjak digandeng Pertamina.

"Kenaikannya cukup signifikan, dari tahun 2024 itu kita omzetnya masih sekitar Rp450 juta. Sekarang itu kenaikannya sekitar 215 persen. Sampai bulan kemarin ya, mudah-mudahan akhir tahun kita udah bisa di atas Rp2 miliar lah. Itu omzet ya," kata Ovi.

Selain itu, bersama Pertamina dirinya sudah teken kontrak untuk mengirim produknya ke beberapa negara.

"Di peluang kemarin ini saya sudah ada beberapa sales contract kan. Sales contract ke Suriname, terus MoU ke Pasar London, Inggris. Terus sama Bangladesh. Bangladesh tadi juga barusan MoU," katanya.

Ovi masih berharap target-target usahanya bisa tercapai di tahun 2026 mendatang. Salah satunya ekspor tujuh kontainer, kemudian membangun gudang atau warehouse di satu kawasan.

"Saya masih punya PR dan target. Saat ini usaha saya masih, ini warehouse saya, gudang saya masih di sebelah sana, kan agak terpencar. Kita ada tiga gudang sebenernya, tapi terpencar jadinya kebocoran cost. Harapan saya tuh ke depannya setelah ini, kami punya satu gudang yang lebih proper," harap Ovi.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE