ECONOMICS

Bangun PLTS Atap, Pupuk Kaltim Komitmen Kurangi Emisi Karbon

Ikhsan PSP 18/08/2022 10:54 WIB

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Bontang sebagai komitmen mengurangi emisi karbon.

Bangun PLTS Atap, Pupuk Kalimantan Komitmen Kurangi Emisi Karbon. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Bontang, Kalimantan Timur. Inisiatif itu menjadi salah satu wujud komitmen mengurangi emisi karbon hingga 32,50% pada 2030.

Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan pengembangan konsep Environment, Social, and Governance (ESG) dengan mempertimbangkan output yang memberikan banyak manfaat bagi lingkungan menjadi strategi perusahaannya dalam mempercepat laju dekarbonisasi industri petrokimia dan pupuk. 

"PLTS Atap ini merupakan salah satu bagian dari ekosistem EBT di lingkungan PKT yang mana mampu menghasilkan energi bersih dan menekan emisi gas karbon secara optimal. Kemampuan PLTS Atap ini akan dapat menghemat 20% sampai 30% kebutuhan energi PKT di area perkantoran.” kata Rahmad dalam keterangan pers, Kamis (18/8/2022).

Rahmad mengungkapkan, PLTS yang sudah mulai dibangun sejak Mei 2021, merupakan wujud komitmen PKT dalam penerapan Environment, Social, and Governance (ESG), yang juga tertuang dalam roadmap pertumbuhan kedua perusahaan 40 tahun ke depan. 

Dia menjelaskan, PLTS Atap dengan total luas sekitar 6.500 M2 memanfaatkan area-area yang sudah ada, seperti di atas gedung kantor, kantin, dan area parkir di kompleks perkantoran PKT di Bontang.

Selain itu, lanjutnya, PLTS ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 1.256,04 Kilowatt Peak (kWp) dengan spesifikasi output memiliki tegangan 3 phase 400 Volt, sistem ini terpasang dengan menggunakan skema rooftop on grid tanpa baterai atau tersambung jaringan listrik PKT dengan total modul sebanyak 2.326 unit. 

Menurutnya, sistem on grid ini dapat mengirim kelebihan daya yang dihasilkan apabila PLTS mengalami kelebihan suplai ke jaringan secara otomatis. Sehingga, surplus daya tersebut nantinya dapat digunakan jika dibutuhkan. Sistem ini menghasilkan energi yang ramah lingkungan dan bebas emisi.

Rahmad menuturkan, dengan adanya pemasangan PLTS atap di area perkantoran, maka mampu mengurangi konsumsi listrik dari perusahaan dengan rata-rata sekitar 139.000 KWh per bulan. Sebagai perbandingan,  konsumsi listrik di kawasan perkantoran PKT sendiri sebelumnya rata-rata mencapai di atas 150.000 kilowatt hour (KWh) per bulan.

Sejak bulan Januari hingga Agustus 2022, produksi PLTS Atap PKT telah mencapai total 980,71 megawatt jam (MWH), dengan potensi produksi energi per hari dapat mencapai sebesar 3,21 MWH dengan kondisi matahari penuh.

Di sisi lain, jumlah produksi energi tersebut mampu menekan buangan gas limbah (CO2 Avoided) mencapai total 468,26 ton, atau setara penggunaan batu bara (Standard Coal Saved) yang tadinya digunakan pada pembangkit listrik konvensional hingga sebesar 394,34 ton.

“Ke depannya, PKT akan terus fokus dalam menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau, juga untuk meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh,”  ujar Rahmad.

(FRI)

SHARE