ECONOMICS

Banjir di Kamboja Dikhawatirkan Hambat Pasokan Biji-bijian Jangka Panjang

Nia Deviyana 01/11/2022 13:04 WIB

Asia Tenggara menyumbang 26% dari total produksi beras global dan memasok negara tetangga seperti Indonesia, Fhilipina, Afrika, hingga Timur Tengah.

Banjir di Kamboja Dikhawatirkan Hambat Pasokan Biji-bijian Jangka Panjang. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Negara penghasil biji-bijian utama di Asia Tenggara, yaitu Kamboja, Laos, dan Myanmar sedang dilanda musibah banjir dan konflik sepanjang 2022. Musibah tersebut diprediksi akan mengancam pasokan biji-bijian jangka panjang.

Melansir Radio Free Asia, Selasa (1/11/2022), beberapa wilayah di semenanjung Asia Tenggara atau bisa juga disebut Indochina menderita kemiskinan dan kelaparan karena gagal panen dan gangguan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19. 

Krisis tersebut membuat masyarakat harus berjuang keras untuk bertahan hidup.

Food and Agriculture Organization (FAO) mengatakan Kamboja, Laos, dan Myanmar bukanlah negara utama dalam memproduksi beras dan ekspor biji-bijian dunia, melainkan Thailand dan Vietnam yang menjadi negara dengan produksi beras dan biji-bijian terbesar. 

Namun, Asia Tenggara menyumbang 26% dari total produksi beras global dan memasok negara tetangga seperti Indonesia, Fhilipina, Afrika, hingga Timur Tengah.

Kekurangan pasokan beras yang diakibatkan bencana di Asia Tenggara harus bisa diatasi dengan mengandalkan pasokan dari negara lain. Menurunnya pasokan beras dan biji-bijian mengakibatkan dampak riak kepada negara-negara yang bergantung pada Asia.

Seorang Pejabat dari Komite Nasional Penanggulangan Bencana Kamboja mengatakan banjir yang melanda pada awal Oktober mengakibatkan 770 desa di 22 provinsi tergenang banjir. Lebih dari 150.000 hektar sawah dan 100.000 keluarga terkena dampak banjir.

Seorang petani yang berasal dari Banteay Meanchey, Voeun Pheap, mengatakan bahwa ia menderita gagal panen, karena empat lahan pertaniannya terendam banjir. Hal tersebut membuat keluarganya berada dalam kesulitan.

“Saya tidak bisa menghasilkan banyak uang, saya kehilangan investasi saya, dan saya berutang,” katanya.

Seorang Pejabat Pertanian dan Kehutanan di Provinsi Hua Panh, Laos, mengatakan 200 keluarga menderita gagal panen akibat banjir yang melanda.

“Pasir menutupi seluruh sawah karena hujan deras, yang menghancurkan sawah dan sawah kering," katanya.

“Keluarga yang terkena dampak akan kelaparan tahun ini. Kerusakannya sangat besar sehingga penduduk desa harus mencari makanan dari hutan atau menjual tanaman lain yang tidak terkena dampak,” imbuh pejabat tersebut. (NIA)

Penulis: Ahhmad Dwiantoro

SHARE