Bank Dunia Proyeksi Resesi Global pada 2023, Ini Dampaknya bagi Indonesia
Bank Dunia memproyeksi resesi global bisa terjadi pada tahun depan. Resesi global akan mengakibatkan kontraksi ekonomi atau memicu inflasi.
IDXChannel - Bank Dunia memproyeksi resesi global bisa terjadi pada tahun depan. Itu karena adanya perlambatan ekonomi yang cukup tajam di tiga wilayah dengan ekonomi besar yakni Amerika Serikat (AS), China dan Eropa.
Selain itu, bank sentral di berbagai belahan dunia kompak menaikkan suku bunga acuan demi memerangi inflasi. Dengan kondisi itu, ancaman resesi pun kian nyata dan perlu segera diantisipasi.
Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin, mengatakan realisasi positif pertumbuhan ekonomi sudah tidak relevan lagi menggambarkan kondisi ekonomi secara menyeluruh. Hal itu karena sudah digerogoti oleh tingginya inflasi.
Sehingga realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang membukukan pertumbuhan di kisaran 5% tidak mencerminkan pemulihan daya beli.
Gunawan menyebutkan pemerintah dan pelaku pasar tak boleh terpaku di angka-angka saja. Seperti resesi global akan mengakibatkan kontraksi ekonomi atau memicu inflasi dalam rentang angka tertentu.
Masyarakat juga perlu tahu bahwa resesi global bisa diterjemahkan sebagai banyaknya negara yang tengah berhadapan dengan ekonomi sulit seperti gaji yang tidak mengalami kenaikan, banyak pekerjaan yang hilang, kenaikan harga BBM atau energi 10 kali lipat, yang bermuara pada penurunan kualitas hidup manusianya.
"Nah apa dampaknya bagi kita di sini sebagai masyarakat biasa? Resesi ini bisa menular ke negara lain termasuk Indonesia. Beberapa kondisi yang telah kita rasakan di antaranya adalah kenaikan harga BBM serta kenaikan harga bahan pangan, atau biasa dikenal dengan inflasi. Yang artinya kita juga merasakan dampak dari memburuknya ekonomi di negara lain," kata Gunawan, Senin (19/9/2022).
Ancaman resesi yang dikemukakan oleh Bank Dunia itu, sebut Gunawan, bukan hanya terletak pada angka-angka ekonomi saja. Sejauh ini sejumlah masyarakat di Eropa terancam kedinginan karena pasokan gas yang berhenti dari Rusia. Ancaman kedinginan di tengah resesi ini tentunya membuka peluang terjadinya ancaman krisis sosial yang bisa meluas.
"Artinya ancaman resesi yang dikemukakan oleh Bank Dunia, itu bisa datang lebih cepat dan bisa memburuk serta meluas ke masalah lainnya, yakni terjadinya kerusuhan atau krisis sosial," jelasnya.
Krisis sosial itu, sebut Gunawan, juga akan sangat menentukan kondisi ekonomi suatu Negara. Meskipun pada umumnya krisis sosial terjadi karena tekanan ekonomi sebelumnya.
"Ancaman resesi global ini juga ancaman buat kita di sini. Ke depan yang penting bagaimana kita bisa meminimalisir dampak dari resesi global tersebut. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, listrik dan BBM, termasuk pengendalian harganya menjadi skala prioritas agar kita selamat dari ancaman resesi," tandasnya.
(FRI)