Bank Mandiri: Ekonomi RI akan Lanjutkan Pertumbuhan Positif di Semester II-2023
Perekonomian Indonesia pada semester II-2023 dinilai akan terus melanjutkan tren pertumbuhan.
IDXChannel - Perekonomian Indonesia pada semester II-2023 dinilai akan terus melanjutkan tren pertumbuhan. Sebab, adanya Pemilu 2024 dapat memberikan efek positif bagi pertumbuhan konsumsi di dalam negeri.
"Kami meyakini dengan kinerja sepanjang semester I tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat mencapai target kami di 5,04% di tahun 2023," ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook Mandiri, Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Selain itu, tingkat inflasi merupakan game changer yang mendukung pertumbuhan dan stabilitas sektor keuangan. Inflasi semakin terkendali meskipun tantangan el nino dapat meningkatkan potensi gangguan pasokan pangan.
Hingga bulan Juli, inflasi tercatat sebesar 3,08% yoy dan telah kembali dalam target Bank Indonesia di kisaran 2-4%. Nowcasting kami menunjukkan tingkat inflasi Indonesia dapat berada pada rentang 3-3,2% di akhir tahun 2023 (lebih baik dibandingkan proyeksi awal kami di 3,6%) dengan strategi pengelolaan pasokan pangan yang baik.
Neraca perdagangan Indonesia, meskipun terus turun, masih mencatat surplus. Selama tujuh bulan pertama pada tahun 2023, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar USD21,2 miliar, menurun dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD29,1 miliar.
Faktor penentunya ada pada perkembangan harga komoditas terutama Batubara dan CPO (Sawit) yang masih jauh di atas periode pre-pandemi.
Dengan kinerja neraca perdagangan tersebut, kami perkirakan Neraca Transaksi Berjalan (NTB) atau Current Account Balance akan kembali mencatat defisit 0,65% dari PDB tahun 2023.
Aliran modal asing kembali masuk ke dalam pasar obligasi Indonesia seiring optimisme fundamental ekonomi Indonesia yang masih sangat baik. Selama semester I tercatat nett buy investor asing di pasar obligasi sebesar Rp84 triliun.
"Kami percaya investor asing masih akan kembali banyak masuk ke Indonesia pada kuartal IV ketika suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) telah mencapai puncaknya di September," ungkap Andry.
Saat ini kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 15,6% dari total, lebih tinggi dibandingkan posisi terendahnya di sekitar 14%.
"Kami melihat potensi yield SBN akan dapat kembali berada di kisaran 6,1-6,3% tahun 2023 dengan potensi foreign capital inflows tersebut," ujarnya.
Sebagai informasi, perekonomian Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,17% di kuartal II-2023 dengan dorongan dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah.
Konsumsi yang kembali tumbuh di atas 5% ditopang oleh seasonal factors seperti Hari Raya Idul Fitri, masa libur sekolah dan tahun ajaran baru. Realisasi pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 juga mendukung pencapaian pertumbuhan tersebut.
(YNA)