ECONOMICS

Bank Sentral Korsel Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 karena Gejolak Politik

Ibnu Hariyanto 20/01/2025 12:50 WIB

Bank Sentral Korea Selatan (BOK) mengurangi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025.

Bank Sentral Korea Selatan (BOK) mengurangi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025. (foto: MNC media)

IDXChannel- Bank Sentral Korea Selatan (BOK) mengurangi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025. Pemangkas ini dipicu krisis politik yang terjadi usai deklarasi darurat militer Presiden nonaktif Korsel Yoon Suk Yeol.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (20/1/2025), deklarasi darurat militer Presiden Yoon itu terjadi pada 3 Desember 2024. BOK menilai deklarasi itu menimbulkan kekacauan politik.

Selain itu, kecelakaan naas pesawat Jeju Air akhir Desember 2024 juga menambah pelik situasi di Korsel. Dua insiden besar itu berimbas pada setimen ekonomi.

"Deklarasi darurat militer yang tak terduga pada awal Desember, ditambah dengan kekacauan politik yang sedang berlangsung dan bencana pesawat penumpang Jeju Air, secara signifikan mengurangi sentimen ekonomi," kata Bank of Korea dalam sebuah pernyataan.

Pesawat Jeju Air dengan tipe Boeing 737-800 milik Jeju Air jatuh pada tanggal 29 Desember di bandara Muan di barat daya. Sebanyak 179 orang tewas dalam bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di Korsel.

"Gejolak politik dan kecelakaan itu menyebabkan kontraksi pada konsumsi domestik dan investasi konstruksi, yang kemungkinan besar menyebabkan tingkat pertumbuhan kuartal keempat jatuh jauh di bawah proyeksi November," ujar BOK.

"Konsumsi, yang telah menunjukkan peningkatan di kuartal ketiga, tampaknya melemah lagi di kuartal keempat," lanjutnya.

Akhirnya, Komite Kebijakan Moneter bank merevisi turun estimasi untuk kuartal terakhir 2024 yang semula 2,2 persen menjadi kisaran 2,0 hingga 2,1 persen. Situasi itu juga berdampak pada proyeksi pertumbuhan 2025.

"Awalnya telah memproyeksikan pertumbuhan 1,9 persen untuk 2025 tetapi perkiraan tersebut telah direvisi ke bawah menjadi 1,6 hingga 1,7 persen," kata BOK.

"Penyesuaian ini terutama disebabkan oleh dampak ketidakpastian politik yang dipicu oleh deklarasi darurat militer Desember lalu, yang telah meredam sentimen ekonomi. Hal ini diperkirakan akan mengurangi tingkat pertumbuhan tahun ini sekitar 0,2 poin persentase, terutama mempengaruhi konsumsi domestik dan area-area lain dari permintaan domestik," lanjutnya.

(Ibnu Hariyanto)

SHARE