ECONOMICS

Bantah Tuduhan, Putin Tegaskan Rusia Bukan Penyebab Krisis Energi di Eropa

Tim IDXChannel 19/09/2022 17:06 WIB

Krisis energi membuat harga gas Eropa kini naik lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun, tepat saat penurunan pasokan gas Rusia.

Bantah Tuduhan, Putin Tegaskan Rusia Bukan Penyebab Krisis Energi di Eropa (foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah semua tuduhan yang menyebut bahwa Rusia merupakan dalang utama atas terjadinya krisis di energi di Eropa.

Tuduhan tersebut diamini hampir seluruh negara di dunia, lantaran dengan keputusan Rusia menginvasi Ukraina membuat pasokan energi dunia menjadi terbatas. Namun, menurut Putin, keterbatasan itu tidak terjadi invasi negaranya, melainkan dipicu oleh kebijakan Uni Eropa yang menutup pipa Nord Stream 2.

Sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (16/9/2022), Putin menyebut bahwa krisis energi dapat terjadi sebagai buah dari kebijakan negara-negara Eropa sendiri yang secara sadar dan sukarela menutup jaringan pipa yang digunakan untuk mengalirkan pasokan gas dari Rusia ke Eropa itu.

Langkah menutup pasokan diambil Uni Eropa sebagai bentuk sanksi kepada Rusia karena telah melakukan serangan militer ke Ukraina.

"Jadi jangan salahkan kami. Mereka sendiri yang jatuhkan (sanksi), dan kini mengeluhkan dampak yang timbul," ujar Putin.

Karena itu, bila kondisi saat ini dirasa sudah mendesak dan merugikan, Putin menegaskan kepada Uni Eropa agar mencabut sanksi penutupan pipa Nord Stream 2. Jika itu dilakukan, Rusia dikatakan Putin akan patuh dan kembali memenuhi kewajiban energi serta menyalakan agenda hijau atas krisis energi.

"Intinya, jika Anda memiliki kebutuhan mendesak, jika itu sangat sulit bagi Anda, cabut saja sanksi pada Nord Stream 2, yaitu 55 miliar meter kubik gas per tahun. Tekan saja tombolnya, dan semua (pasokan) akan kembali berjalan (mengalir ke Eropa," tutur Putin.

Pipa Nord Strean 2 sendiri disebut berada di dasar Laut Baltik, yang posisinya hampir sejajar dengan Nord Stream 1. Pipa itu dibangun setahun yang lalu, namun Jerman memutuskan tidak melanjutkannya, sesaat sebelum Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. 

Krisis energi membuat harga gas Eropa kini naik lebih dari dua kali lipat sejak awal tahun, tepat saat penurunan pasokan gas Rusia. Harga gas yang melambung juga mendorong sejumlah industri untuk menghentikan produksinya.

Uni Eropa sempat menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi guna membala sanksi Barat pada Moskow atas invasinya ke Ukraina. Rusia justru mengatakan kalau Barat menciptakan perang ekonomi dan sanksi yang menghambar operasi pipa Nord Stream 1.

Selama ini Rusia memotong pasokan gas ke beberapa negara termasuk Bulgaria dan Polandia karena mereka menolak untuk membayar dalam rubel daripada mata uang kontrak. 

Pemasok gas terbesar di Rusia, yakni Gazprom mengatakan bahwa awal bulan ini pipa Nord Stream 1 sebagai rute pasokan utama Eropa akan tetap ditutup karena turbin di stasiun kompresor mengalami kebocoran di oli mesin, hal ini membuat harga gas grosir melonjak. (TSA)

Penulis: Ribka Christiana

SHARE