Banyak Diburu, Pemasaran Mangga Gincu Sumedang Masih Ketergantungan pada Bandar
Mangga gedong gincu Sumedang jadi buruan pengunjung pusat kuliner bergengsi, Thamrin 10 Food and Creative Park, Jakarta.
IDXChannel - Mangga gedong gincu Sumedang jadi buruan pengunjung pusat kuliner bergengsi, Thamrin 10 Food and Creative Park, Jakarta.
Komoditas buah unik dan khas asal Kabupaten Sumedang itu tak kalah dengan buah sejenis yang dikenal banyak dibudidayakan petani Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Terbukti, dalam sehari, 250 kilogram (kg) mangga gedong gincu Sumedang laku terjual
"Di hari pertama saja, kami sudah menghabiskan 250 kg mangga gedong gincu. Kalau terus seperti ini, omzetnya bisa lebih dari belasan juta rupiah," ujar Aceng Tarsono, petani mangga gedong gincu asal Desa Cintajaya, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Kamis (16/12/2021).
Diketahui, Aceng menjadi petani mangga gedong gincu yang diikutsertakan Pemkab Sumedang dalam Festival Tahu dan Kopi Sumedang di Thamrin 10, Jakarta, 10-12 Desember 2021 lalu. Festival merupakan tindak lanjut kerja sama yang dibangun Pemkab Sumedang dan Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Aceng, mangga gedong gincu Sumedang tak kalah dengan mangga gedong gincu dari daerah lain yang lebih dulu dikenal sebagai penghasil mangga gedong gincu. Bahkan, kata Aceng, mangga gedong gincu Sumedang lebih baik.
"Kalaupun dilombakan dengan daerah lain, seperti Majalengka, Indramayu atau Cirebon, kualitas Gedong Gincu asli Sumedang tidak kalah, bahkan lebih baik," ucapnya.
Meski begitu, Aceng mengakui bahwa ada sisi lemah dalam pengembangan mangga gedong gincu Sumedang dibandingkan daerah lain, yakni pemasaran.
"Kebanyakan bandar dari luar daerah yang datang ke Jatigede untuk mencari Gedong Gincu terbaik, bukan petani kita yang memasarkan langsung," ungkap Aceng.
Dia pun mengaku, sangat bersyukur mendapatkan pengalaman bisa memasarkan langsung produknya di festival tersebut dan mendapatkan banyak pembeli.
"Terima kasih sudah diberi kesempatan untuk bisa ikut dalam festival ini. Saya minta agar sering diikutkan pada pameran seperti ini untuk memperluas pemasaran," harap Aceng.
Aceng pun menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Sumedang yang terus melakukan perbaikan infrastruktur jalan menuju sentra-sentra pertanian, seperti wilayah Jatigede tempat dia mengembangkan mangga gedong gincu.
"Setiap tahun selalu ada perbaikan jalan yang rusak, kalau tidak ada, pasti kami bicara," kata Aceng.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengakui bahwa pihaknya secara bertahap terus melakukan perbaikan infrastruktur, khususnya jalan di sentra-sentra pertanian mangga di wilayah Kaleci (Kadu, Lebaksiuh, Cintajaya dan Cipicung).
"Infrastruktur jalan kawasan Kaleci, Kecamatan Jatigede terus kami perbaiki. Tahun 2021 ini, ruas jalan Cijeungjing-Lebaksiuh dan Lebaksih-Kadu diperbaiki dengan pagu anggaran Rp3,2 miliar lebih. Tahun 2020, jalan yang melintas Desa Cintajaya diperbaiki dengan pagu Rp1,35 miliar dan sebelumnya tahun 2019 di Desa Kadu. Secara bertahap semua terus dilakukan," papar Dony.
Menurut Dony, jalan yang diperbaiki merupakan akses penting pertanian karena wilayah Kaleci Jatigede dan Jembarwangi Tomo merupakan sentra buah mangga, khususnya mangga gedong gincu.
"Hampir 70 persen mangga gedong gincu yang beredar di pasaran berasal dari daerah ini. Jadi infrastruktur jalan harus mantap untuk memudahkan pemasaran," kata Dony. (TIA)