ECONOMICS

Banyak Negara Ekonominya Merosot, Airlangga: Ekonomi RI Tumbuh Impresif

Michelle Natalia 07/11/2022 18:43 WIB

Dunia saat ini sedang menghadapi berbagai gejolak ekonomi yang penuh ketidakpastian dan berbagai tantangan dan kondisi ini akan berlangsung hingga tahun depan.

Banyak Negara Ekonominya Merosot, Airlangga: Ekonomi RI Tumbuh Impresif (FOTO: Dok MNC Media)

IDXChannel - Dunia saat ini sedang menghadapi berbagai gejolak ekonomi yang penuh ketidakpastian dan berbagai tantangan dan kondisi ini akan berlangsung hingga tahun depan. Banyak negara ekonominya terus melemah dan akan terus berlanjut di 2023.

"Kita lihat, krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan, invasi Rusia ke Ukraina, dan COVID-19 yang berkepanjangan membebani prospek perekonomian ke depan. IMF memproyeksikan bahwa ekonomi global menjadi 3,2 persen di 2022, dan dipangkas lagi di tahun 2023 dari 2,9 persen ke 2,7 persen," ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3 secara virtual di Jakarta, Senin(7/11/2022). 

Beberapa negara mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan pertumbuhan pada 2022 dan berlanjut di 2023. Di tengah perekonomian dunia yang terkoreksi ke bawah, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan kinerja yang impresif. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2022 telah melebihi pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi, atau 2019. Ekonomi Indonesia di triwulan III mencatatkan pertumbuhan impresif, yaitu 5,72 persen, atau 1,81 persen secara quarter-to-quarter(qtq), atau secara kumulatif 5,4 persen," ungkap Airlangga.

Dia mengatakan, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sangat solid sebesar 5,39 persen, didukung oleh investasi atau PMTB sebesar 4,96 persen. Dari sisi sektoral, transportasi pergudangan akibat digitalisasi meningkat pertumbuhannya menjadi 25,81 persen, akomodasi dan makan minum sebesar 17,83 persen seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat akibat penanganan pandemi yang baik dan terkendali. 

"Secara spasial, pertumbuhan menguat. Kita lihat dari beberapa daerah menunjukkan kinerja positif, hampir seluruh provinsi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional, dan dari segi keseluruhan, Jawa masih 56,3 persen, wilayah Timur juga kinerjanya impresif, Sulawesi pertumbuhannya 8,24 persen, demikian pula secara year-on-year (yoy) Maluku dan Papua pertumbuhannya juga impresif," jelas Airlangga. 

Oleh karena itu, sebut dia, neraca perdagangan juga terpantau masih positif. Kendati demikian, tantangan-tantangan ke depan masih harus diwaspadai, seperti penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global. Di bulan September lalu, pertumbuhan neraca perdagangan surplus USD4,99 miliar, atau surplus 29 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. 

"Januari-September 2022 ini total surplus USD39,87 miliar. Ekspor impor Indonesia yang tumbuh impresif sepanjang 2022 juga didukung oleh peningkatan harga komoditas ekspor, terutama pada ekspor utama kita seperti batu bara, CPO, dan besi baja. Namun kenaikan harga tersebut dapat berakhir bila komoditas kembali pada kondisi normal, karena volume daripada ekspor cenderung tetap," ungkap Airlangga.

Di saat yang sama, perlemahan permintaan global tentu akan menahan laju ekspor Indonesia ke depan. 

"Kondisi ini sudah mulai berdampak pada beberapa industri, khususnya terkait dengan sektor tekstil dan produknya," tutup Airlangga. (RRD)

SHARE