ECONOMICS

Banyak SPBU Kehabisan Stok, Pertamina Diminta Buka Data Cadangan BBM Bersubsidi

Taufan Sukma/IDX Channel 10/08/2022 06:59 WIB

Hal ini mengakibatkan mulai munculnya sejumlah antren BBM di beberapa daerah.

Banyak SPBU Kehabisan Stok, Pertamina Diminta Buka Data Cadangan BBM Bersubsidi (foto: MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dikabarkan kehabisan stok Solar dan Pertalite, sehingga membuat masyarakat kesulitan mendapatkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi.

Menyikapi kondisi tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta PT Pertamina (Persero) untuk membuka data realisasi kuota BBM bersubsidi tahun 2022. Karena menurut Mulyanto, kuota Pertalite untuk tahun 2022 seharusnya adalah sebanyak 23,05 juta kiloliter. Sedangkan kuota solar tahun 2022 adalah sebesar 15 juta kiloliter.

"Karena itu cukup mengherankan kenapa ada sejumlah SPBU yang kehabisan. Coba jelaskan kondisi cadangan BBM bersubsidi yang sebenarnya. Jangan sampai masyarakat berspekulasi macam-macam sehingga menimbulkan gejolak yang mengkhawatirkan," ujar Mulyanto, dalam keterangan resminya, Selasa (9/8/2022).

Menurut Wakil Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di DPR RI ini, dirinya bahkan mendapatkan informasi di lapangan bahwa cadangan operasional  BBM Pertamina tinggal 15 hari, dari yang seharusnya 20-30 hari. Hal ini mengakibatkan mulai munculnya sejumlah antren BBM di beberapa daerah.

"Karena itu DPR merasa perlu mendengar penjelasan resmi Pertamina terkait cadangan BBM bersubsidi tersebut," tutur Mulyanto.

Mulyanto minta Pertamina tidak mengambil tindakan sepihak dengan melakukan pembatasan cadangan operasional di masing-masing SPBU secara diam-diam. Sehingga ujung-ujungnya menimbulkan antrean kendaraan pelanggan BBM.

Apalagi setelah adanya kenaikan harga BBM non subsidi jenis Dexlite, diperkirakan tidak sedikit pelanggan yang bermigrasi dari BBM non subsidi ini ke BBM subsidi jenis solar. Setelah sebelumnya juga terjadi migrasi pelanggan Pertamax ke BBM bersubsidi jenis Pertalite, karena kenaikan harga Pertamax tersebut.

"Kalau ini terjadi, maka akan menambah kebisingan ruang publik di saat menjelang tahun politik seperti sekarang ini," ungkap Mulyanto.

Di sisi lain, Mulyanto juga meminta Pemerintah mengkalkulasi secara matang kebutuhan BBM bersubsidi di tahun 2022, baik solar maupun Pertalite. Pemerintah disebut Mulyanto wajib mengawasi dan mengendalikan realisasi kuota BBM tahun 2022.

Mulyanti mewanti-wanti agar jangan sampai cadangan BBM bersubsidi tahun 2022 habis di tengah jalan. Menurutnya, Pemerintah harus dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan agar kelangkaan BBM bersubsidi tidak terjadi. 

"Apalagi sekarang terjadi peningkatan mobilitas masyarakat pasca pandemi Covid1-9 serta migrasi pelanggan BBM non-subsidi menjadi pelanggan BBM bersubsidi.  Dikhawatirkan kuota BBM bersubsidi tahun 2022 ini sudah habis di bulan Oktober-November 2022," papar Mulyanto.

Mulyanto mendesak Pemerintah segera memutuskan opsi penambahan kuota BBM bersubsidi dan menyediakan alokasi anggarannya, agar Pertamina dapat menjalankan proses penyediaan BBM secara tepat waktu.  

"Kita tidak ingin di akhir tahun 2022 ini terjadi kelangkaan BBM," tegas Mulyanto. (TSA)

SHARE