ECONOMICS

Banyak yang Kabur Karantina, Satgas Godok Kebijakan Penggunaan Gelang Chip

Erfan Ma'ruf 15/01/2022 17:29 WIB

Pihaknya sedang mengkaji adanya penggunaan gelang yang mengandung chip untuk memonitor orang yang sedang melakukan karantina.

Banyak yang Kabur Karantina, Satgas Godok Kebijakan Penggunaan Gelang Chip (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Untuk memonitor orang yang tengah dalam masa karantina, Satgas Penanganan Covid-19 tengah menggodok kebijakan penggunaan gelang yang mengandung chip. 

Hal itu dilakukan karena sejumlah kasus orang yang kabur dari karantina. Kepala Sub Bidang Tracing Satgas Penanganan COVID-19 Koesmedi Priharto mengatakan, dengan berlangsungnya pandemi Covid-19 yang sudah mencapin waktu 2 tahun. 

Dengan sejumlah permasalahan karantina, pihaknya sedang mengkaji adanya penggunaan gelang yang mengandung chip untuk memonitor orang yang sedang melakukan karantina. 

"Tentunya kita harus mulai berpikir yang tepat ya. Setelah dua tahun lebih kita menjalani semuanya, bahwa wabah itu kan kuncinya menemukan kasus secepatnya dan melakukan karantina, mencegah penularan ke mana-mana," kata Koesmedi daalam dialog MNC Trijaya, Sabtu (15/1/2022). 

Di tengah pentingnya karantina untuk menekan laju penyebaran Covid, masih saja selalu muncul permasalahan. Atas dasar hal itu jajarannya tengah merancang sistem karantina termasuk rencana pemasangan gelang yang memiliki chip. 

"Nah, masalah karantina itu selalu menjadi masalah, apapun juga bentuknya ada di sana, bisa dari orangnya, bisa sanak saudaranya, bisa temannya, bisa keluarganya, semua menjadi masalah di tempat itu," jelasnya. 

Saat ini pihaknya sedang mencari informasi terkait kajian penggunaan gelang yang terdapat chip untuk memonitor orang yang dikarantina. Dia melakukan hal itu agar karantina itu bisa diterima dengan nyaman, kita pun petugas bisa memonitor semuanya dengan baik, ini yang harus kita ciptakan. 

"Orang ini ada di mana, posisinya seperti apa, itu kan kita bisa lihat karena teknologi sangat memungkinkan saat ini. Kita sedang mencari informasi ke teman-teman kita hal-hal tersebut," imbuhnya. 

Dia menyebut terjadi kelemahan pada aplikasi Pedulilindungi yang berada di handphone. Pengguna dapat meninggalkan handphone kemudian pergi. "Dia pergi ke mana-mana, kita enggak bisa monitor dia. Berbeda kalau chip dipasang di badan orang itu sendiri," ungkapnya 

(SANDY)

SHARE