Bapanas Sebut Konsumsi Protein Masyarakat RI Masih Belum Ideal dan Capai Target
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, konsumsi protein masyarakat Indonesia masih belum mencapai tingkat ideal.
IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan, konsumsi protein masyarakat Indonesia masih belum mencapai tingkat ideal.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas Rinna Syawal menyebut kondisi ini menjadi tantangan serius dalam upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
“Kita menghadapi kenyataan bahwa konsumsi protein masyarakat Indonesia masih belum ideal. Padahal, protein merupakan komponen penting untuk mencegah stunting, meningkatkan produktivitas sumber daya manusia, dan menjaga stabilitas sosial-ekonomi, khususnya di pedesaan,” ujar Rinna dalam keterangannya, Jumat (11/7/2025).
Mengacu data Bapanas pada 2024, konsumsi protein nasional masih didominasi oleh sumber padi-padian sebesar 42,8 persen, diikuti oleh pangan hewani 36,5 persen, dan kacang-kacangan 10,8 persen. Padahal, konsumsi protein yang ideal seharusnya mencakup 35 gram protein nabati dan 22 gram protein hewani per kapita per hari.
Namun, realisasi konsumsi protein nasional hingga saat ini belum mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yakni sebesar 62,5 gram per kapita per hari.
Rinna menegaskan, tantangan utama dalam ketahanan pangan saat ini sebenarnya tidak hanya terletak pada ketersediaan pangan, namun juga kualitas konsumsi, khususnya dalam pemenuhan asupan protein hewani dan nabati yang seimbang dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, dia menilai swasembada protein tidak dapat dicapai dengan pendekatan sektoral semata. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mewujudkan kemandirian pangan nasional.
“Upaya swasembada protein tidak bisa dilakukan dengan pendekatan sektoral semata. Butuh kolaborasi antar kementerian, dunia usaha, dan masyarakat. Kami mendorong model kemitraan inovatif, serta mendukung investasi dan insentif bagi peternak, pembudidaya ikan, dan pelaku UMKM pangan lokal,” kata dia.
Rinna juga menekankan pentingnya percepatan penganekaragaman pangan sebagai salah satu pilar utama menuju swasembada protein.
“Penganekaragaman pangan bukan sekadar pilihan, tapi keharusan. Ketika kita mengoptimalkan sumber protein dari potensi lokal, kita tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” ujarnya.
(Dhera Arizona)