Batu Bara Meroket Terus, Saham Emiten Pertambangan Makin Dilirik
Mayoritas saham emiten batu bara melesat ke zona hijau pada perdagangan hari ini, apalagi harganya terus mencetak rekor tertinggi sejak 2008 lalu.
IDXChannel - Kenaikan harga yang terjadi di seluruh dunia ikut mendorong sejumlah saham emiten batu bara di Indonesia. Mayoritas saham melesat ke zona hijau pada perdagangan hari ini, apalagi harganya terus mencetak rekor tertinggi sejak 2008 lalu.
Berdasarkan pantauan RTI Business, Kamis (12/8/2021), emiten yang mengalami kenaikan pesat antara lain INDY dan UNTR. Kedua saham tersebut meroket hingga di atas 5 persen sahamnya.
Berikut pergerakan saham emiten penambang batu bara di bursa pada pukul 10.43 wib:
1. Indika Energy (INDY), +5,88% ke 1.440. Transaksi Rp52 miliar.
2. United Tractors (UNTR), +5,79% ke 20.100. Transksi Rp80 miliar.
3. Bumi Resorces (BUMI), +3,77% ke 8.300. Transaksi Rp4 miliar.
4. Bukit Asam (PTBA), +3,56% ke 2.330. Transaksi Rp78 miliar.
5. Adaro Energy (ADRO), +3,73% ke 1.390. Transaksi Rp100,75 miliar
6. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +3,43% ke 3.320. Transaksi Rp423 juta.
7. Harum Energy (HRUM) +2,93 ke 5.275. Transaksi 7,55 miliar.
8. Golden Eagle Energy (SMMT), +2,63% ke 117. Transaksi Rp230 juta.
9. Golden Energy Mines (GEMS), +2,25% ke 3.640. Transaksi Rp473 juta.
10. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +2,19% ke 17.475. Transaksi Rp56 miliar.
11. Alfa Energy International (FIRE), +0,82% ke 494. Transaksi Rp4 miliar.
Harga batu bara di pasar ICE NewCastle Coal (Australia) naik sebanyak 1,38 persen per ton pada penutupan perdagangan yang berlangsung Rabu (12/8/2021) kemarin. Dengan demikian, harga telah melonjak hingga menyentuh angka USD163,8 per ton, tertinggi sejak 2008.
Tak hanya di dunia, harga indeks batu bara Indonesia atau Indonesian Coal Index juga ikut mengalami lonjakan yang sama, di mana untuk 4.200 GAR (Gross As Received) telah naik menjadi USD47,78 per ton pada semester pertama tahun 2021, dari USD30,61 per ton pada tahun sebelumnya.
Sementara berdasarkan data harga batu bara acuan yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanjak naik menjadi USD130,99 per ton, dari sebelumnya senilai USD115,35 per ton.
Sejumlah ekonom menilai pemulihan ekonomi telah mendorong naiknya harga batu bara di seluruh dunia, di mana permintaan listrik mengalami peningkatan. Di Jerman, pembangkitan listrik dengan menggunakan batu bara naik 16% pada pekan lalu dibandingkan pekan sebelumnya, menjadi 2.784 MWh.
Sedangkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non-migas Indonesia pada Januari-Juni 2021 adalah USD 97,06 miliar. Nilai ini mengalami kenaikan pesat dibandingkan semester I-2020, yakni sebesar 34,06 persen.
Dari nilai tersebut, USD12,7 miliar atau 13,08% adalah ekspor bahan bakar mineral yang didominasi batu bara. Angka tersebut masih kalah dibandingkan ekspor dari lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi minyak sawit mentah/CPO) yang sebesar USD 14,08 miliar. (TYO)