Batuk hingga Nyeri Otot, Jadi Gejala Omicron pada Orang yang Sudah Divaksin Dosis Lengkap
Orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap diyakini tidak begitu parah gejalanya saat terinfeksi Omicron.
IDXChannel - Orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap diyakini tidak begitu parah gejalanya saat terinfeksi Omicron. Bahkan, Kementerian Kesehatan meyakini kelompok tersebut biasanya tidak bergejala atau bergejala ringan saat terpapar Omicron.
Namun, penelitian di Norwegia menemukan data baru soal gejala Omicron pada orang yang sudah divaksin dosis lengkap. Data diambil dari studi kecil pada pesta yang di dalamnya diketahui dihadiri 111 orang positif Covid-19.
"Peneliti Norwegia melakukan studi wawancara pada 111 tamu pesta yang dinyatakan positif Covid-19. Dari 111 tamu, 89 persen sudah menerima vaksin mRNA dosis lengkap, tidak ada satupun yang sudah di-booster," terang laporan Independent, dikutip MNC Portal, Selasa (22/2/2022).
Hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal penyakit menular dan epidemiologi, Eurosurveillance, menunjukkan bahwa ada delapan gejala utama Omicron pada orang yang sudah divaksin dosis lengkap.
Kedelapan gejala tersebut antara lain:
1. Batuk
2. Pilek
3. Kelelahan
4. Sakit tenggorokan
5. Sakit kepala
6. Nyeri otot
7. Demam
8. Bersin-bersin
"Studi tersebut menemukan bahwa batuk, pilek, dan kelelahan adalah gejala paling umum Omicron pada individu yang sudah divaksin dosis lengkap, sementara bersin dan demam paling jarang terjadi," terang laporan tersebut.
Pakar kesehatan masyarakat juga menambahkan mual ke daftar gejala Omicron pada orang yang sudah divaksin dosis lengkap.
Di sisi lain, ada dua gejala awal Omicron yang perlu mendapat perhatian seluruh masyarakat. Adalah kelelahan dan pusing. Jika muncul gejala ini, sebaiknya istirahat dan kurangi kontak dengan orang lain, serta pastikan menerapkan protokol kesehatan dengan benar.
"Kelelahan di sini diartikan sebagai nyeri tubuh yang menyebabkan otot sakit atau lemah, sakit kepala, bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan," terang laporannya.
Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.
Sementara itu untuk gejala pusing, laporan baru dari Jerman menunjukkan bahwa ada hubungan antara pusing dan Omicron setelah dokter di Berlin menemukan fakta bahwa Covid-19 memicu pusing atau pingsan berulang pada pasien berusia 35 tahun yang dirawat di rumah sakit.
Surat kabar Jerman Ärztezeitung bahkan mengatakan, para dokter dapat melihat hubungan yang jelas antara infeksi Covid-19 dan pusing atau pingsan.
(NDA)