BBM Naik, Harga Cabai Merah di Sumut Anjlok 30 Persen
Harga cabai merah di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan sebesar 30% di tengah kenaikan harga BBM.
IDXChannel - Harga komoditi cabai merah di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan sebesar 30% dalam sepekan terakhir. Penurunan ini melanjutkan penurunan harga yang sudah terjadi sejak pekan lalu.
Pantauan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai merah di wilayah Sumatera Utara pada akhir pekan kemarin berada di kisaran Rp78 ribuan per kilogram (kg). Namun saat ini dijual sekitar Rp63 ribuan per kg.
Sementara di kota Medan, penurunan harga cabai merah jauh lebih dalam. Harga cabai merah anjlok di kisaran harga Rp49 ribuan per kg, dari posisi sebelumnya di akhir pekan sekitar Rp71 ribuan per kilo.
"Harga cabai merah di Medan anjlok 30% di awal pekan ini," kata Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin, Senin (12/9/2022).
Akan tetapi, kondisi sebaliknya ditunjukan oleh cabai rawit. Harganya mengalami kenaikan sekitar 20% di kota Medan dan di Sumatera Utara secara umum naik sekitar 13%.
Selain cabai rawit, bawang merah dan daging ayam juga mengalami kenaikan. Harga bawang merah naik dari kisaran Rp33 ribuan per kg menjadi Rp35 ribu per kg atau naik 5,3%. Sementara itu, daging ayam mengalami kenaikan dari kisaran Rp31.950 menjadi Rp32.550 atau naik sekitar 1,9%.
Sementara di Medan, harga daging ayam bergerak dari kisaran Rp28.700 menjadi Rp30.700 per kg atau mengalami kenaikan sekitar 7%. Untuk kenaikan harga daging ayam dan cabai rawit ini tengah dilakukan pendalaman.
Kenaikan bisa saja dikarenakan adanya penyesuaian tarif angkutan seiring dengan kenaikan harga BBM sebelumnya.
Di sisi lainnya, fenomena yang terjadi di Sumut saat ini, sejumlah harga kebutuhan lainnya juga banyak yang terpantau mengalami penurunan. Di antaranya telur ayam dan bawang putih.
Menurun Gunawan, saat ini belum bisa ditarik kesimpulan apakah kenaikan harga BBM ini benar-benar berimplikasi pada kebutuhan harga pangan atau tidak.
"Meskipun saya tetap berkesimpulan bahwa harga BBM akan memberikan andil pada kenaikan harga kebutuhan pangan. Namun, sejauh ini fakta di lapangan belum mendukung sepenuhnya kemungkinan tersebut," jelasnya.
Gunawan menyebut, saat ini ia tengah melakukan observasi kemungkinan peralihan konsumsi, perhitungan ongkos distribusi, hingga hal lain seperti potensi adanya penurunan daya beli.
"Semuanya tengah kita observasi, dan tetap dilakukan evaluasi secara periodik setidaknya hingga 7 pekan yang akan datang. Tetapi kita berharap realisasi harga pangan nantinya tidak akan jauh berbeda dengan realisasi pada hari ini," tandasnya. (FAY)