Beban Operasional Tinggi dan Minim Tamu, 15 Persen Hotel di Jatim Tutup dan Dijual
Akibat pandemi covid-19 dan kebijakan PPKM berlevel, membuat pengusaha hotel di Jawa Timur (Jatim) kewalahan.
IDXChannel - Akibat pandemi covid-19 dan kebijakan PPKM berlevel, membuat pengusaha hotel di Jawa Timur (Jatim) kewalahan. Beban operasional yang tinggi dan minimnya tamu hotel membuat bisnis mereka tidak mampu bertahan dan terpaksa tutup dan menjual asetnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Dwi Cahyono mengakui, bila situasi PPKM darurat dan PPKM level 4 hampir dua bulan lebih berdampak pada kondisi keuangan pelaku perhotelan. Hal ini menyebabkan saat ini ekonomi perhotelan belum sepenuhnya pulih.
“Belum pulih kita masih agak kerepotan dengan situasi operasional kita. Jadi pembayaran SDM BPJS, pajak itu menjadi beban, listrik juga," kata Dwi Cahyono dikonfirmasi, pada Senin pagi (13/9/2021).
Menurutnya, adanya keringanan-keringanan mulai dari pajak, stimulus, atau pembayaran PLN begitu dibutuhkan. Apalagi untuk pembayaran beban listrik dengan okupansi 10 - 15 persen saja hampir sama dengan okupansi 50 persen ke atas. Artinya beban itu masih terasa bagi perhotelan.
Hal ini ditambah dengan masih diberlakukannya sistem kerja shift, dimana satu pegawai hotel diberlakukan sistem kerja paruh waktu dan gaji yang masih diberikan 50 persen.
"Belum, masuk 50 persen sudah bagus. Listriknya sama ketiak saat (okupansi) di atas 50 persen, operasional cost yang tinggi, selain SDM tidak bisa serta merta dirumahkan semuanya, nggak bisa. harus ada sistem yang membayar. KIta harap ada stimulus, kebijakan pajak, perbankan, PLN, bisa memberikan relaksasi keringanan untuk mengurangi kita dalam operasional cost," jelasnya.
Maka hal ini berdampak pada sejumlah hotel di Jawa Timur yang menutup operasionalnya 100 persen. Ini disinyalir Dwi karena ketidakmampuan manajemen pengelola hotel untuk bertahan di tengah situasi sulit pandemi Covid-19.
"Masih kalau yang tutup sekitar laporan 10 -15 persen di Batu memang. Beberapa, ada yang dijual belum laku, kondisinya memang gitu," ujar pria yang berdomisili di Malang ini.
Beberapa hotel tersebut bahkan ada yang dijual atau pindah kepemilikan. Tapi hotel - hotel itu tidak terang - terangan melapor ke asosiasi, namun ia menerima laporan ada sekitar di atas 10 persen yang telah menjual asetnya.
"Nggak bisa dihitung langsung, mereka tidak melapor yang pasti di atas 10 persen. Tapi beberapa ada yang dijual belum laku, kondisinya memang gitu, kalau di Bali itu dia menawarkan ke semua media. Jadi kita bisa menghitung sekitar puluhan hotel ditawarkan, dijual, kalau di Jawa Timur memang agak nggak terang – terangan ditawarkan, tahu – tahu ganti milik, atau sahamnya dijual," ungkapnya.
Dirinya berharap relaksasi pelonggaran aktivitas juga diiringi pemberian stimulus untuk kembali menggenjot sektor - sektor ekonomi yang potensial, salah satunya perhotelan pariwisata.
"KIta harap ada stimulus, kebijakan pajak, perbankan, PLN, bisa memberikan relaksasi keringanan untuk mengurangi kita dalam operasional cost," tandasnya.
Sebagai informasi penerapan PPKM sejumlah level di Jawa Timur resmi diperpanjang oleh pemerintah pusat. Dari 38 daerah di Jawa Timur, 19 kabupaten kota sudah masuk PPKM level 2 termasuk tiga daerah di Surabaya raya yakni Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Sidoarjo.
Sementara ada 16 daerah masuk PPKM level 3, termasuk tiga daerah di Malang raya yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Sementara ada tiga wilayah di Jawa Timur yang masuk PPKM level 1 yakni Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Tuban.
Pada penerapan PPKM level 2 dan 3 sendiri pusat perbelanjaan dan pembelajaran tatap muka mulai diizinkan beroperasi. Sementara untuk tempat wisata hanya beberapa saja yang diizinkan diujicoba beroperasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf).
Tercatat beberapa destinasi wisata mulai dari Jatim Park 2 dan Taman Rekreasi Selecta di Kota Batu sudah beroperasi. Sementara Wisata Gunung Bromo dengan pintu masuk di Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo juga telah diizinkan buka. Di Kabupaten Banyuwangi setidaknya sudah ada 15 tempat wisata yang buka, salah satunya yakni Kawah Ijen, Pantai Cemara, dan Alas Purwo. (RAMA)