ECONOMICS

Beberkan Biaya Impor 3,6 juta Ton Beras di 2024, Bapenas: Lebih dari Rp30 Triliun

Iqbal Dwi Purnama 04/03/2024 15:16 WIB

Tak main-main, angka untuk import beras tersebut lebih dari Rp30 triliun.

Ilustrasi beras (MNC Media)

IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapenas) membeberkan besaran biaya impor 3,6 juta ton beras di 2024. Tak main-main, angka untuk import beras tersebut lebih dari Rp30 triliun.

"Ada 3,6 juta ton (beras) yang dari luar negeri itu mencapai Rp30 triliun lebih," kata Kepala Bapenas Arief Prasetyo usai Rapat Koordinasi Pengamanan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri 2024 di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Dia menambahkan, pengadaan beras impor bertujuan untuk menjaga ketersedian bahan pangan di dalam negeri. Harga beras Rp30 triliun itu diperkirakan hanya untuk 3 juta ton beras. Sehingga untuk memenuhi kuota impor tahun 2024 sebanyak 3,6 juta ton, diperlukan anggaran lebih dari Rp30 triliun.

Menurut dia, kebijakan impor beras  diambil sebagai respon atas kurangnya produksi beras para petani lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja penggilingan-penggilingan padi yang ada di daerah.

Arief menyebut, saat ini setidaknya ada 169 ribu penggilingan padi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun kapasitas produksinya hanya sekitar 20 - 30%. Hal tersebut lantaran susahnya mencari gabah karena produksinya kurang.

"Jangan kita bicara importasi terus, importasi itu hanya mengganjal, kita tidak bangga melakukan importasi. Kita dorong faktor produksi seperti pupuk, luas lahan tanam, itu ada di Kementerian Pertanian," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim mengungkapkan hingga saat ini telah diterbitkan izin impor beras sebanyak 3,6 juta ton beras untuk tahun 2024.

Isy  menjelaskan izin impor tersebut diberikan sebagai penugasan kepada Perum Bulog untuk meningkat cadangan beras di tengah masyarakat, sehingga kedepan mampu mengantisipasi apabila ada lonjakan harga.

"Kami sudah menerbitkan persetujuan impor, pertama 2 juta ton tahun 2024, dan ada tambahan 1,6 juta ton persetujuan impor sudah diterbitkan," tutup Isy Karim.

(NIY)

SHARE