ECONOMICS

Begini Kesiapan Anak Usaha MIND ID Kebut Kapasitas Produksi Baterai EV

Dinar Fitra Maghiszha 09/09/2024 19:16 WIB

Ambisi ini diajukan sejalan dengan pertumbuhan volume pemakaian kendaraan listrik di Indonesia.

Begini Kesiapan Anak Usaha MIND ID Kebut Kapasitas Produksi Baterai EV (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Indonesia Battery Corporation (IBC) siap mengebut kapasitas produksi 45 Giga Watt Hour (GWH) baterai kendaraan listrik pada 2030.

Ambisi ini diajukan sejalan dengan pertumbuhan volume pemakaian kendaraan listrik di Indonesia. Entitas anak PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) ini mengungkap sejumlah kesiapan untuk memenuhi target tersebut.

VP Commercial & Marketing PT Industri Baterai Indonesia (IBC), Bayu Yudhi Hermawan mengatakan, pihaknya fokus terhadap integrasi bisnis hulu ke hilir. 

Optimalisasi rantai pasok industri baterai dinilai cukup mendesak mengingat sebagian besar bahan baku komponen baterai tersedia di Indonesia, meskipun tantangan atas bahan baku litium masih menjadi 'pekerjaan rumah'

"Tahun 2030 nanti kapasitas produksi kami akan mencapai 45 gigawatt, tentunya ini ramping-up, mulai dari 10 gigawatt, naik ke 15, dan seterusnya," kata Bayu dalam Market Review IDX Channel, Senin (9/9/2024).

Perseroan juga menargetkan dalam jangka dekat pabrik baterainya akan mulai beroperasi pada 2026-2027.

Terkait ketersediaan bahan baku, saat ini Indonesia memiliki value proposition terhadap baterai dengan bahan baku nikel, atau nickel-based battery. 

Bayu tak menampik masih terdapat isu soal ketersediaan material untuk jenis baterai lain, khususnya Lithium Ferro-Phospate (LFP)

"Kami yakin secara perlahan, isu terkait ketersediaan bahan baku yang tidak tersedia di Indonesia ini bisa diatasi, melalui long term supply, kemudian on-shoring technology, dan lain sebagainya,” ujar dia.

Di sisi lain, pihaknya meyakini ekosistem kendaraan listrik Indonesia masih dalam tren pertumbuhan, baik dari sisi industri manufakturnya, maupun kesadaran pemakaian kendaraan listrik.

"Tentu karena adanya kesinambungan antara gerakan yang dilakukan oleh pemerintah, seperti insentif, sosialisasi, dengan kesadaran masyarakat," tutur Bayu.

(DESI ANGRIANI)

SHARE