ECONOMICS

Begini Peran Batu Bara dalam Transisi Energi

Atikah Umiyani 08/08/2024 13:40 WIB

Kementerian ESDM kini tengah menyiapkan strategi mengurangi penggunaan batu bara langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Begini Peran Batu Bara dalam Transisi Energi. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian ESDM kini tengah menyiapkan strategi mengurangi penggunaan batu bara langsung sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Sebab, batu bara sebagai komoditas andalan tak akan serta merta ditinggalkan dalam proses Indonesia bertransformasi menuju target net zero emission pada 2060.

"Transisi energi itu bukan bagaimana kita mempercepat pensiunnya batu bara, tetapi bagaimana kita mendorong pemanfaatan energi yang bersih seperti pembangkit-pembangkit energi terbarukan yang sumbernya ada di kita," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Menurutnya, PLTU batu bara akan beralih menggunakan teknologi CCS/CCUS untuk menangkap dan menyimpan karbon. Selain itu, batu bara juga akan diolah menjadi produk turunan seperti Dimethyl Ether (DME) yang lebih ramah lingkungan untuk keperluan rumah tangga.

Menurut Dadan, program pensiun dini PLTU batu bara menjadi sorotan dalam upaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060. Sebagai contoh, PLTU Cirebon Unit 1 akan dipensiunkan lebih awal tujuh tahun dari jadwal semula.

Untuk menggantikan kapasitas yang hilang, pemerintah akan mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (EBT), seperti PLT Panas Bumi, PLT Surya, dan PLT Bayu.

Di sisi lain, batu bara masih menopang penyediaan energi nasional kita. Produksi batu bara tahun 2023 sebesar 775 juta ton atau 112 persen dari target 2023 (695 juta ton). Pemanfaatan domestik sebesar 213 juta ton atau 121 persen dari target (177 juta ton).

Dengan produksi batu bara yang mencapai 775 juta ton pada 2023, PNBP subsektor minerba berhasil mencapai realisasi sebesar Rp172,66 triliun atau sebesar 118,41 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp146,07 triliun.

"Kita ingin mendorong supaya program hilirisasi yang sudah berjalan sangat baik sekarang itu tetap dan produksinya juga akan menjadi semakin green atau bersih," kata dia.

Di samping melakukan hilirisasi batu bara dan bergerak menuju energi bersih, pemerintah gencar pula secara bertahap mengoptimalkan peran gas bumi sebagai sumber energi transisi. Sejumlah proyek pengembangan lapangan gas baru diproyeksikan akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi nasional. 

Pada 2027-2028, kata Dadan, beberapa proyek strategis di sektor hulu migas akan sangat penting untuk meningkatkan produksi gas bumi Indonesia.

Proyek Geng North diperkirakan akan menghasilkan 1.000 MMSCFD tambahan dengan cadangan 4,1 TCF, sementara proyek IDD Gandang Gendalo diperkirakan akan menghasilkan 4.900 MMSCFD dengan cadangan 6,3 TCF. Proyek Andaman juga memiliki potensi besar dengan produksi 527 MMSCFD dan cadangan sekitar 6,3 TCF.

"Strateginya sekarang ini kan banyak menemukan gas yang baru, sederhananya bagaimana kalau listrik dari batuara ini kita ganti dengan gas. Secara emisi turun separuhnya dan kita coba dan sedang di lakukan kajian-kajian nya," ujar Dadan.

(Dhera Arizona)

SHARE