ECONOMICS

Begini Strategi KKP Dorong RI Jadi Produsen Rumput Laut Nomor Satu di Dunia

Ikhsan PSP 19/10/2022 22:32 WIB

Indonesia saat ini merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia di bawah China berdasarkan rilis FAO 2020.

Begini Strategi KKP Dorong RI Jadi Produsen Rumput Laut Nomor Satu di Dunia. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Indonesia menjadi produsen rumput laut nomor satu di dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, KKP mengintensifkan teknologi kultur jaringan guna meningkatkan produksi bibit rumput laut.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, mengatakan Indonesia saat ini merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia di bawah China berdasarkan rilis FAO 2020 dan memasok bahan baku rumput laut khusus untuk jenis Euchema cottonii. 

Melihat kondisi iklim dan lahan, sangat berpotensi untuk terus meningkatkan produksi yang ada.

"Kebutuhan rumput laut terus meningkat baik untuk dalam negeri maupun pasar ekspor. Untuk itu terus kami kembangkan salah satunya dengan peningkatan produksi bibit rumput laut agar produksinya bisa terus ditingkatkan," ujar Dirjen Haeru yang akrab di sapa Tebe dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Pasalnya, tambah Tebe, pengembangan bibit rumput laut merupakan hal yang sangat urgent saat ini. Karena jika kualitas bibit rumput laut kurang baik akan mempengaruhi kualitas dan produksi rumput laut itu sendiri.

Untuk itu, pihaknya telah membangun laboratorium kultur jaringan di enam UPT yakni BBPBAP Jepara, BBPBL Lampung, BPBAP Takalar, BPBL Lombok, BPBL Ambon, dan BPBAP Situbondo. 

"Dengan kualitas bibit yang bagus, tidak rentan, hasil lebih baik, otomatis produktivitas bisa terus meningkat," ujarnya.

Pendirian laboratorium ditujukan untuk merealisasikan metode kultur jaringan, sebab proses tersebut dilakukan di dalam laboratorium, berarti tidak bergantung pada kondisi musim. 

Selain itu, metode kultur jaringan yang menumbuhkan individu baru dari potongan jaringan, akan menghasilkan bibit yang bersifat sama persis dengan induknya. Metode ini memungkinkan untuk mendapatkan bibit berkualitas sesuai dengan induknya dan membawa sifat-sifat bagus yang diinginkan. 

"Di samping itu juga, keunggulan selanjutnya dari penggunaan bibit kultur jaringan adalah produktivitas atau hasil panen yang lebih tinggi dibanding bibit biasa. Dengan begitu rencana untuk bisa menghasilkan bibit rumput laut yang unggul bisa tercipta," jelas Tebe.

Menurutnya dengan bibit unggul yang berkualitas, produksi menjadi lebih mudah sebab didukung dengan hadirnya teknologi dan investasi yang kecil, pada akhirnya semua bisa berproduksi. 

"Sehingga produksi melimpah, bahan baku tersedia, hasilnya bisa dinikmati semua pembudidaya," sambungnya.

Tebe menuturkan, tidak berhenti sampai disitu, upaya untuk meningkatkan produksi rumput laut juga salah satunya yaitu dengan menyelesaikan masalah-masalah yang ada seperti pemanfaatan lahan yang masih rendah, pengembangan yang belum berbasis kawasan atau masih berada pada lokasi terpisah, serta masih minimnya pelatihan dan penyuluhan teknis.

“Satu persatu sudah kita lakukan dan sambil berjalan. Makanya kami terus memberikan pendampingan teknis dan manajemen bagi pembibitan swasta, pendampingan, pembinaan dan pelatihan teknis, pengembangan klaster kelompok pembudidaya, pengembangan kelembagaan, dan sudah tentu dukungan sarana/prasarana kami distribusikan ke pembudidaya," urainya. (NIA)

SHARE