ECONOMICS

Belajar dari Covid-19 di India, Epidemolog: Ada Ketimpangan Respons

Erfan Ma'ruf 29/04/2021 11:44 WIB

Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta Indonesia menjadikan tsunami Covid-19 di India sebagai pelajaran berharga.

Belajar dari Covid-19 di India, Epidemolog: Ada Ketimpangan Respons. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, meminta Indonesia menjadikan tsunami Covid-19 di India sebagai pelajaran berharga. Banyak hal yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut, salah satunya penegasan Covid yang harus merata di seluruh lapisan.

"Dari kondisi yang terjadi di India, pertama hal yang dijadikan pelajaran bagi Indonesia dan dunia adalah penegasan tentu perang terhadap pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai," kata Dicky saat dihubungi MNC, Rabu (29/4/2021).

Melihat peristiwa di India tersebut, menunjukkan koordinasi tingkat lokal, nasional hingga global harus dilakukan secara merata. Dia menyebut bahwa peristwa di India terjadi karena ketimpangan penanganan Covid-19.

"Apa yang terjadi di India ada ketimpangan respon. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia ketimpangan respon antar daerah. Ada daerah yang serius, setengah serius ada yang tidak serius. Ini yang melahirkan situasi rawan karena virus ini melekat pada manusia," jelasnya.

Hal lain yang tidak bisa diremehkan yakni adalah strategi penanganan konvensional dengan melakukan karantina. Dia menyebut karantina Mandiri menjadi langkah ampuh penanganan setiap pendemi virus sejak dahulu hingga sekarang bahkan masa depan.

"Kita tahu strategi efektif itu adalah isolasi karantina. Sangat terbukti efektif dari setiap zaman. Karena isolasi inilah yang memutus mata rantai penyebaran Covid," bebernya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah miss informasi dari sebagian masyarakat. Miss informasi tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan dan kebingungan masyarakat.

"Krisis informasi akan berakibat pada krisis kesehatan," pungkasnya. 

Sebelumnya, Menteri kesehatan dan Layanan Kesejahteraan Keluarga India melaporkan rekor lonjakan penularan dan kematian dalam lima hari berturut-turut pada Senin (26/3), dengan 352.991 kasus baru dan sedikitnya 2.812 kematian.

Pasien kesulitan mengakses oksigen penyelamat hidup di rumah sakit di seluruh negara itu. Pemerintah telah memerintahkan semua industri agar mengalihkan pasokan untuk keperluan medis. (TYO)

==========

Carlos Roy Fajarta Barus
Larangan Mudik Bikin Travel Gelap Marak, Terbanyak Tujuan Jawa dan Lampung

IDXChannel - Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, mengungkapkan menjelang larangan mudik oleh pemerintah pada 6-17 Mei 2021, semakin banyak travel gelap yang beroperasi dengan tujuan ke berbagai kota di Jawa dan Lampung.

"Mereka mengangkut penumpang dari Jakarta ke berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung," ujar Sambodo Purnomo Yogo, Kamis (29/4/2021) di Mapolda Metro Jaya saat ekspos penindakan terhadap 115 kendaraan travel gelap.

Pihak kepolisian bersama jajaran stakeholder terkait kata Sambodo tidak main-main dalam melakukan penindakan terhadap travel gelap yang masih nekat beroperasi.

"Kegiatan ini dilaksanakan hunting system, patroli di jalur jalan arteri, jalan tol, maupun jalur tikus yang sering dilalui travel gelap ini," tambah Sambodo.

Sebagaimana diketahui, Korlantas Polri telah menyiapkan 333 titik penyekatan larangan mudik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Penyekatan akan dilakukan sejak 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021. 

"Ada 333 titik pos penyekatan. Ini kami tambahan dari hasil evaluasi pada tahun lalu (2020), yaitu 146 titik. Penambahan ini termasuk di jalur-jalur tikus," ujar Kakorlantas Polri Irjen Pol Istiono pada 15 April 2021 lalu. (TYO)

SHARE