ECONOMICS

Belum Jadi Negara Maju, RI Peringkat ke 5 Penyumbang Emisi Karbon Terbesar Dunia 

Iqbal Dwi Purnama 15/11/2022 12:42 WIB

Indonesia menjadi negara penyumbang emisi karbon terbesar ke  lima di dunia.

Belum Jadi Negara Maju, RI Peringkat ke 5 Penyumbang Emisi Karbon Terbesar Dunia . (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didin S Damanhuri menjelaskan, Indonesia menjadi negara penyumbang emisi karbon terbesar ke  lima di dunia.

"Disatu pihak kita masih negara yang termasuk negara berkembang, sementara sembilan negara lainnya sudah menjadi negara maju walaupun dengan sumbangan emisi karbon yang tinggi," kata Didin dalam Market Review IDXChannel Senin, Selasa (15/11/2022).

Pada peringat pertama negara penyumbang emisi karbon terbesar adalah Amerika Serikat, disusul China yang saat ini bahkan punya kontribusi besar dalam GDP dunia, ketiga Rusia, dan ke 4 adalah Brazil.

"Tetapi Indonesia belum menjadi negara maju walaupun mengimbang emisi karbon nomor 5 tertinggi di dunia," kata Didin.

Padahal saat ini era industrialisasi baru saja dimulai dengan mengundang perusahaan-perusahaan asing menggarap sumber daya alam di Indonesia. 

Pekerjaan tersebut tentunya akan menyumbangkan emisi yang lebih besar. Oleh sebab itu saat ini pemerintah tengah menggencarkan penerapan industri hijau.

"Problemnya teknologi, misalnya gasifikasi, itu sangat mahal, tetapi negara yang punya teknologi itu lebih murah mereka, jadi kita juga harus pandai-pandai melakukan sebuah kerjasama yang cerdas dengan negara yang punya teknologi," kata Didin.

Menurutnya, masalah Indonesia masih menjadi negara berkembang ditengah kontribusi penyumbang emisi karbon terbesar di dunia juga bisa dilihat dari tulang punggung perekonomiannya yang masih disumbangkan oleh ekspor dua komoditas mentah yaitu CPO dan Batu Bara.

Di sisi lain hingga saat ini Indonesia belum bisa menciptakan nilai tambah bagi kontribusi perekonomian Indonesia. Hingga akhirnya Indonesia akan menyisakan polusi, namun belum tercipta Industrialisasi.

"Ekspor sawit dan batu bara ini masih mejadi rejeki nomplok, pada saat itu kita harus berunding, mislanya bagaimana mengolah sawit, Malaysia sudah punya 60 turunan (produk CPO), kita baru 5 turunan," tandasnya.

(SLF)

SHARE