ECONOMICS

Belum Siap Edar, Begini Perkembangan Vaksin mRNA Buatan Indonesia

Muhammad Sukardi 18/08/2022 16:03 WIB

Indonesia mengembangkan vaksin mRNA sesuai dengan arahan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Belum Siap Edar, Begini Perkembangan Vaksin mRNA Buatan Indonesia (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjuk Indonesia sebagai salah satu 'rumah' untuk pengembangan vaksin Covid-19 mRNA. Kabar ini membanggakan lantaran Indonesia akan punya vaksin mRNA buatan lokal.

Menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana update terbaru soal ini? Apakah vaksin sudah berhasil dibuat dan siap diedarkan ke masyarakat?

Juru Bicara G20 untuk Bidang Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa Indonesia mengembangkan vaksin mRNA sesuai dengan arahan WHO. Untuk saat ini, proses pengerjaan masih dalam pengembangan.

"Kami masih terus kembangkan. Proses riset dan transfer teknologi pun masih berlangsung, baik di Bio Farma maupun pusat riset lainnya," terang Siti Nadia dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/8/2022).

Dengan adanya upaya mengembangkan vaksin mRNA di Indonesia, kata Siti Nadia, ini bisa memperkuat produksi vaksin di dalam negeri yang mana tentunya bisa mempermudah akses Indonesia menjangkau vaksin Covid-19.

"Kami cukup bersyukur sekali bahwa saat pandemi kemarin akses vaksin Covid-19 berjalan lancar. Tapi, kami belum tahu apakah di masa depan aksesnya akan mudah lagi atau tidak," kata Siti Nadia.

"Makanya, penting untuk satu negara bisa memproduksi vaksin Covid-19 sendiri, sehingga tidak ketergantungan pada negara penghasil vaksin," tambahnya.

Lagipula, dengan memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin, dalam hal ini mRNA, artinya dari sisi keberlangsungan dan akses ke vaksin bakal terjamin.

Kemudian, kalau ditarik ke situasi global, Indonesia bisa memiliki peran sebagai penyedia vaksin Covid-19 untuk negara lain. Kolaborasi semacam ini sangat dibutuhkan.

"Jika sudah bisa memproduksi vaksin mRNA, Indonesia bisa berkontraksi pada global untuk memberikan dukungan atau bantuan vaksin ke negara yang membutuhkan. Ini tentu memperluas akses vaksin bagi negara-negara yang sulit mendapat akses," tambah Siti Nadia.  

(DES)

SHARE