ECONOMICS

Beras Premium Kosong di Ritel Modern, Ini Penjelasan Dirut Bulog

Iqbal Dwi Purnama 02/09/2025 00:35 WIB

Rizal menjelaskan saat ini pihaknya telah menggelontorkan cadangan beras pemerintah ke pasar-pasar baik tradisional, maupun modern.

Beras Premium Kosong di Ritel Modern, Ini Penjelasan Dirut Bulog (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menanggapi adanya kelangkaan stok beras di ritel modern belakangan. 

Dia menilai kondisi diakibatkan karena permintaan masyarakat yang tinggi, sehingga perlu waktu untuk restok beras di ritel.

Rizal menjelaskan saat ini pihaknya telah menggelontorkan cadangan beras pemerintah ke pasar-pasar baik tradisional, maupun modern. Bahkan saat ini platform distribusi beras pemerintah ditambah ke Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).

"Mungkin saking banyaknya yang beli, sehingga sempat kosong, maka harus pemesanan berikutnya, sehingga perlu proses," ujarnya saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).

Meski demikian, Rizal memastikan masyarakat tidak sampai kekurangan beras. Sebab yang mengalami kekurangan hanya di ritel modern saja, namun platform penyaluran lain seperti pasar tradisional hingga Kopdes Merah Putih terus digulirkan.

Ia juga meminta kepada peritel modern untuk melakukan pembelian ke Bulog jika mengalami kekurangan stok beras. Mengingat pemerintah juga punya stok cadangan beras yang cukup besar, bahkan sekitar 4 juta ton posisi Agustus 2025.

"Sesuai arahan pimpinan supaya stok digelontorkan semaksimal mungkin. Kalau perlu ritel modern sebanyak banyaknya pesan ke kita (Bulog). Saking banyak yang beli, makanya habis, mungkin belum terisi lagi. Ini melalui proses," tutur dia.

Kesempatan berbeda, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menjelaskan lebih jauh terkait penyebab kelangkaan beras yang terjadi di retail modern. Hal ini berkaitan dengan temuan Pemerintah soal maraknya beras oplosan alias tidak standar mutu yang dijual di retail. Kualitas beras yang seharusnya dijual di harga beras medium, justru dijual di harga premium.

Budihardjo menyebut, temuan tersebut praktis membuat pengusaha retail mempertimbangkan ulang mengendarakan beras-beras premium. Mengingat pemerintah juga tengah melakukan pengecekan kualitas mutu beras di beberapa ritel modern.

"Memang ada barang yang harus ditarik, atau dikembalikan, ya tidak dijual, karena itu kan ada masukan dari pemerintah, makanya kita tidak menjual produk yang dilarang," katanya.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE