ECONOMICS

Beras Premium Langka di Ritel Modern, Pengamat Beberkan Penyebabnya

Tangguh Yudha 22/09/2025 10:46 WIB

Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) menyoroti penyebab terjadinya kelangkaan beras premium di ritel modern.

Beras Premium Langka di Ritel Modern, Pengamat Beberkan Penyebabnya. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) menyoroti penyebab terjadinya kelangkaan beras premium di ritel modern. Sebab, masalah tersebut tidak lepas dari sejumlah faktor.

Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, terjadinya kelangkaan beras premium disebabkan oleh sejumlah faktor yang saling berkaitan. Mulai dari tingginya harga gabah hingga ketakutan produsen terhadap potensi sanksi hukum.

"Kenapa beras premium hilang dari ritel modern? Pertama, dari sisi harga, produsen rugi jika menjual sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi) beras saat ini. Harga gabah di pasar tetap tinggi," ujarnya saat dihubungi IDXChannel pada Senin (22/9/2025).

Menurutnya, produsen beras premium, khususnya penggilingan besar, kesulitan mendapatkan gabah dengan harga sesuai ketentuan pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram (kg).

"Mereka rerata sudah membuat surat pernyataan tidak beli gabah di atas harga Rp6.500 per kg. Hari gini mana ada harga gabah sebesar itu," kata dia.

Selain faktor harga, Khudori juga menyinggung persoalan psikologis dan regulasi yang turut memperburuk kondisi di lapangan.

"Mereka masih diliputi ketakutan kalau-kalau terkena masalah tatkala berurusan dengan Satgas Pangan,” kata dia.

Akibat kelangkaan ini, konsumen pun mulai melakukan penyesuaian. Menurut Khudori, konsumen beras premium mungkin sesekali beralih ke beras khusus.

Namun, masyarakat dengan keterbatasan daya beli cenderung mencari alternatif yang lebih terjangkau di luar ritel modern.

"Konsumen yang biasa membeli beras premium dan menemukan kenyataan beras itu tidak ada, boleh jadi beralih ke beras khusus. Mungkin sesekali. Tapi mereka yang punya keterbatasan daya beli hampir pasti mencari beras di tempat lain yang terjangkau kantong," ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE