ECONOMICS

Beras Premium Langka Disebut-sebut Karena Habis Diserbu Warga

Agung Bakti Sarasa 13/03/2024 16:14 WIB

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengungkap penyebab langkanya beras premium di toko modern.

Beras Premium Langka Disebut-sebut Karena Habis Diserbu Warga (Foto MNC Media)

IDXChannel - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengungkap penyebab langkanya beras premium di toko modern, seperti supermarket dan swalayan sejak sebelum hingga sesudah memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijrah.

Menurut Bey, berdasarkan pantauan di beberapa supermarket di Kota Bandung, beras premium memang kosong sejak 9-12 Maret 2024. Namun, untuk penjualan di pasar tradisional seperti di Pasar Kiaracondong, beras premium masih ada, meski harganya lebih tinggi. 

Bey mengungkapkan, beras di toko modern langka karena banyak diborong masyarakat. 

"Jadi begitu beras masuk swalayan, langsung habis diserbu masyarakat. Makanya harusnya ada solusi lebih permanen. Ini kadang kan dikirim itu beberapa kali dan ada masalah di distribusi center. Jadi begitu datang sedikit langsung habis," ungkap Bey, Rabu (13/3/2024). 

Disinggung soal dugaan adanya permainan distributor beras premium, Bey mengatakan, hal itu menjadi urusan penegak hukum. Namun, pihaknya meminta agar masyarakat tetap membeli beras dengan sewajarnya dan tidak perlu panic buying. 

"Kalau dugaan ada permainan atau apa, itu kami serahkan pada aparat berwajib. Yang penting masyarakat jangan panik sekali stok beras dari Bulog masih ada," ujarnya.

Menyoal defisit beras, Bey memastikan hal itu tidak berkaitan. Menurutnya, stok beras di Jabar masih aman hingga Idul Fitri 2024. ini. 

"Kita enggak defisit, justru stoknya aman sekali hingga lebaran. Jadi kondisinya saat ini itu, masyarakat ingin dapat beras lebih murah dan harusnya enggak boleh panic buying, sesuaikan dengan kebutuhan saja," tuturnya. 

Bey juga sudah menyiapkan beberapa solusi yang akan diterapkan untuk menekan kelangkaan beras premium di toko modern, salah satunya dengan menggelar operasi pasar murah (OPM) bersama pemerintah kabupaten atau kota.

"Kalau untuk solusi jangka pendek, kami akan berkoordinasi dengan Bulog untuk memenuhi penyediaan di ritel. Kalau pasar murah itu kabupaten dan kota juga harusnya bisa ikut menggelar lebih masif, tapi harus sesuaikan dengan anggaran, apakah mencukupi atau tidak," tandasnya.

(FAY)

SHARE