ECONOMICS

Beri Kemudahan Pasien Covid-19 Isoman, Aplikasi Telemedicine Menjamur Saat Pandemi

Shifa Nurhaliza 27/08/2021 12:30 WIB

Indonesia dapat bertahan di tengah pandemi juga didukung oleh pemerintah, asosiasi, juga masyarakat.

Beri Kemudahan Pasien Covid-19 Isoman, Aplikasi Telemedicine Menjamur Saat Pandemi

IDXChannel - Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia, penggunaan teknologi internet dan layanan digital lainnya semakin banyak digunakan oleh masyarakat.

Bahkan, di era digital ini dan dengan adanya Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM, masyarakat sudah bisa berdaptasi dan merasakan manfaat dari layanan-layanan berbasis internet.

Salah satu yang berkembang pesat adalah layanan kesehatan secara online atau telemedicine. Bahkan, layanan kesehatan dengan dokter tanpa tatap muka, memesan dan membeli obat, hingga mendapatkan data kesehatan tanpa harus pergi ke rumah sakit, ini ibarat jamur tumbuh di musim hujan.

Apalagi, pemerintah telah merilis program telemedicine hasil kerja sama dengan 11 platform penyedia layanan kesehatan untuk membantu masyarakat, terutama bagi pasien Covid-19 yang harus menjalani isolasi mandiri.

Co Founder and Chief Business Officer Halodoc, Doddy Lukito menyebutkan, perkembangan digital Indonesia sangat baik saat pandemi. Indonesia dapat bertahan di tengah pandemi juga didukung oleh pemerintah, asosiasi, juga masyarakat.

“Untuk Halodoc sendiri, sudah telah membantu pasien dalam mendapatkan kemudahan akses kesehatan sejak tahun 2016, jauh sebelum pandemi,” ungkapnya dalam wawancara pada program Market Review IDX Channel, Jumat (27/8/2021).

Sejak adanya pandemi, Doddy menambahkan, masyarakat Indonesia terbantu dengan hadirnya aplikasi telemedicine. Selain itu, penggunanya juga meningkat tajam, hingga saat ini Halodoc miliki sebanyak 20 juta pengguna aktif.

Di sisi lain, layanan yang diujicobakan untuk wilayah DKI Jakarta ini menyediakan fasilitas konsultasi dokter sampai pengiriman obat gratis. Dokter mendiagnosis kondisi pasien berdasarkan hasil konsultasi, kemudian bila pasien yang dinilai perlu penanganan medis, maka akan dirujuk ke rumah sakit.

Selanjutnya, rumah sakit bisa melakukan skrining awal untuk pasien dengan gejala sedang atau berat, termasuk pemberian obat melalui fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk kementerian kesehatan. Sedangkan, bagi pasien tanpa gejala atau gejala ringan seperti demam akan mendapat kiriman obat secara gratis.

Layanan ini juga terintegrasi dengan laboratorium testing PCR, dimana pasien yang ingin melakukan uji PCR harus mengisi formulir terlebih dulu. (FIRDA/NDA)

SHARE