Berikut Deretan Nama Besar Startup yang Gulung Tikar
Berikut deretan startup besar yang sempat berjaya namun terpaksa gulung tikar.
IDXChannel - Perjalanan bisnis sejumlah startup atau perusahaan rintisan bisa dibilang berliku-liku. Ada yang beruntung karena mampu eksis dan mengembangkan bisnis, namun sebagian startup justru harus menghentikan operasionalnya.
Kehabisan dana merupakan salah satu alasan utama startup gulung tikar. Meskipun sebelumnya perusahaan rintisan ini memperoleh pendanaan dalam jumlah cukup besar, tidak lantas membuat mereka bisa tetap berkibar di dunia bisnis.
Berikut deretan startup besar yang sempat berjaya namun terpaksa gulung tikar.
Airy
Pada Mei tahun 2020 lalu, Airy resmi mengumumkan untuk memberhentikan layanannya secara permanen. Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pelayanan perhotelan dan tiket pesawat terbang ini menyatakan bahwa alasan utama mereka memutuskan untuk tutup adalah karena perusahaan terkena imbas dari corona. Pada saat virus corona merebak, industri pariwisata melemah karena adanya pembatasan masyarakat untuk beraktivitas di luar. Hal ini mengakibatkan Airy tidak bisa menanggung kerugian yang dialami selama pandemi Covid-19 ini berlangsung. Hingga akhirnya, Airy memutuskan untuk berhenti secara permanen.
Perusahaan yang merupakan mitra bisnis startup pariwisata Traveloka ini sudah berdiri sejak tahun 2015. Selama beroperasi, Airy telah memiliki jaringan sebesar 2.000 serta total kapasitas kamar lebih dari 30.000 kamar.
OneWeb
Perusahaan rintisan asal Inggris, OneWeb, juga terkena dampak dari virus corona. Oneweb adalah startup yang berkecimpung dalam layanan provider internet satelit. Pada Maret 2020, perusahaan ini menyebutkan alasannya untuk memutuskan berhenti beroperasi karena kesulitan untuk bertahan dalam kondisi di tengah corona. Oneweb lantas harus tutup peluang mendapatkan investasi baru.
Karena sulit bertahan saat pandemi, OneWeb sempat pula melakukan PHK terhadap sebagian besar karyawannya. Sebelumnya, startup ini telah mendapat kucuran dana sekitar Rp54 triliun dari berbagai investor besar, seperti SoftBank, Airbus SE, Qualcomm Inc. Namun, pada Desember 2020, OneWeb mampu bangkit setelah keluar dari status perlindungan kebangkrutan. Perusahaan ini bahkan kembali meluncurkan satelit internet ke luar angkasa. Setelah melakukan restrukturisasi, OneWeb dimiliki oleh konsorsium yang terdiri dari pemerintah Inggris dan Bharti Global yang menggelontorkan dana USD1 miliar.
Startup asal India yang fokus pada game mobile dan e-sport, Mobile Premier League (MPL), mengumumkan penutupan kantornya di Indonesia per 30 Mei 2022. Sebelumnya, perusahaan asal India ini juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sebagian karyawannya. Hal yang menyebabkan MPL harus gulung tikar dari Indonesia adalah karena tingkat return di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan di India dan Amerika Serikat.
MPL adalah startup yang sudah memiliki status unicorn, dengan nilai valuasi mencapai USD2,3 miliar. Berdiri pada tahun 2018, pengguna aplikasi MPL di Android dan iOS telah mencapai jumlah sekitar 90 juta pengguna. Selain dari India, mayoritas pengguna berasal dari Indonesia, Eropa, dan Amerika Serikat.
NiceTuan
Nice Tuan merupakan startup yang merintis di bidang e-commerce. Perusahaan ini terpaksa tutup kendati sudah menerima suntikan biaya yang besar dari berbagai inverstor terkenal. Tidak tanggung-tanggung, Nice Tuan menerima dana sekitar USD1,2 miliar dari DST Global, Alibaba Group dan GGV Capital.
Berbeda dari dua perusahaan rintis sebelumnya, Nice Tuan bukan gulung tikar karena tercekik biaya saat pandemi corona berlangsung. Nice Tuan mulai mengakhiri runway ketika berkembang di kota-kota kecil di China. Untuk menarik pelanggan, Nice Tuan menjual barang dengan harga di bawah biaya sehingga terjadi kenaikan biaya kelola perusahaan secara tidak proporsional. Bahkan untuk memenuhi target penjualan, pembeli palsu juga mulai bermunculan dan membuat regulator khawatir.
Tidak hanya itu, Nice Tuan semakin terpuruk karena didenda pada bulan Maret sebesar 1,5 juta yuan atau sekitar Rp3,2 miliar atas penipuan dan pembuangan. Dua bulan setelahnya yaitu pada bulan Mei, Nice Tuan kembali didenda karena iklan yang menyesatkan.
Jawbone
Jawbone sebagai perusahaan rintis perangkat keras telah mendapat suntikan dana sebesar USD929,9 juta dari investor seperti Khosla Ventures, Sequoia Capital, hingga Kleiner Perkins Caufield & Byers. Sayangnya, Jawbone gulung tikar dan menjual asetnya pada tahun 2017. Alasan utama Jawbone gulung tikar adalah kegagalan mempertahankan pangsa pasar yang signifikan untuk lini pasar headset, speaker nirkabel dan pelacak kebugaran.
KupiVIP
KupiVIP merupakan perusahaan rintis ritel online yang bergerak untuk produk busana dan beroperasi di Rusia. Usut punya usut, KupiVIP terpaksa memberhentikan layanannya secara permanen karena tidak mampu bersaing dengan generasi baru ritel online raksasa di Rusia. Selain itu, dibutuhkan biaya yang besar untuk memasarkan KupiVIP mengingat ukuran pasar Rusia yang luas. Selain itu, tidak semua pemain lokal mampu atau mau berinvestasi di perusahaan yang membuat perusahaan jatuh bangkrut.
Sebelumnya, KupiVIP telah menerima dana sebesar USD119,5 juta dari berbagai investor. Investor tersebut adalah Accel, Intel Capital, MCI Capital, dan Balderton Capital. Adapun KupiVIP sendiri melakukan operasional bisnisnya melalui situs web, aplikasi seluler, serta toko ritel fisik.
(IND)