ECONOMICS

Bertemu di WEF Davos, Bahlil Ajak UNCTAD Dukung Keketuaan Indonesia untuk ASEAN

Febrina Ratna 18/01/2023 07:06 WIB

Dalam pertemuan dengan Bahlil di WEF, Sekjen UNCTAD Rebeca Grynspan menyampaikan ketersediaan UNCTAD untuk mendukung Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023.

Bertemu di WEF Davos, Bahlil Ajak UNCTAD Dukung Keketuaan Indonesia untuk ASEAN. (Foto: Tangkapan Layar Youtube BKPM/Kementerian Investasi)

IDXChannel– Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan courtesy meeting dengan Sekretaris Jenderal United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Rebeca Grynspan di sela acara World Economic Forum yang berlangsung Davos, Swiss sore waktu setempat (17/1).

Dalam pertemuan tersebut, UNCTAD mengapresiasi kolaborasi pada Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, khususnya untuk isu prioritas investasi di Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri.

Sebagai salah satu hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 lalu, Leaders’ Declaration pada paragraf 37 menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini sejalan dengan fokus Kementerian Investasi/BKPM dalam rangka mendorong UMKM untuk naik kelas.

Bahlil pun berterima kasih pada UNCTAD terkait investasi yang masuk berupa kolaborasi antara pengusaha nasional dan UMKM. Menurutnya, UNCTAD mampu memainkan peran untuk menjadi mediator dalam menghubungkan negara berkembang dengan negara maju.

“Kalau tidak ada UNCTAD, tidak ada paragraf 37 dalam komunike kemarin. Sekali lagi saya dari lubuk hati paling dalam, mewakili Pemerintah Indonesia mengapresiasi itu semua,” jelas Bahlil.

Pada kesempatan ini, Bahlil berharap agar kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dan UNCTAD dapat dilakukan pada forum internasional lainnya, termasuk pada Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023 serta dalam peluncuran UNCTAD ASEAN Investment Report 2023, kolaborasi pada Pertemuan ASEAN Investment Area Council, dan keterlibatan pada ASEAN Coordinating Committee on Investment.

“Kolaborasi antara Kementerian Investasi dengan UNCTAD telah menghasilkan Kompendium Bali yang diluncurkan pada G20 Summit dan menjadi legacy penting dari keketuaan Indonesia di G20. Kami harap ke depan, UNCTAD juga dapat mendukung Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023. Mungkin banyak hal untuk kita diskusikan,” ujar Bahlil.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal UNCTAD Rebeca Grynspan menyampaikan ketersediaan UNCTAD untuk mendukung Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023. Menurut Grynspan, Indonesia menjalankan kepemimpinannya di G20 dengan sangat baik, di antaranya dengan mencapai konsensus Bali.

“Terkait Keketuaan Indonesia untuk ASEAN Tahun 2023, UNCTAD siap memberikan dukungan penuh seperti dengan G20 kemarin. Konsensus Bali merupakan sesuatu yang banyak orang ragukan bisa terjadi. Tentunya keberhasilan ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri. Indonesia menawarkan solusi kebijakan yang konkret dan bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih, kami akan terus bekerja sama dan menjamin akan memberikan rencana yang baik untuk kemajuan Indonesia dan negara-negara berkembang, ” ucap Grynspan.

Adapun UNCTAD dibentuk tahun 1964 untuk mendorong semangat negara berkembang memunculkan gagasan tatanan ekonomi yang menuntut alternatif terhadap sistem internasional The General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan Bretton Woods yang didominasi oleh negara maju.

(FRI)

SHARE